Apakah pulau-pulau memang terpisahkan?
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Apakah manusia satu dengan lainnya juga terpisahkan?
Ke duanya sama, tidak terpisahkan. Tampaknya saja terpisahkan dari permukaan, tapi sesungguhnya disatukan oleh satu hal yang sama. Bukankah udara yang kita hirup juga sama??? Tidak ada yang bisa memisahkan udara..
Tampak dari permukaan pulau yang satu dipisahkan dari pulau lainnya. Benua yang satu terpisahkan oleh benua lainnya. Namun jika kita bicara penyatuan daratan, semuanya dihubungkan. Di bawah permukaan laut ada dasar laut yang berbeda ke dalamannya. Dasar laut lah yang menyatukan pulau yang satu dengan lainnya. Benua satu dengan lainnya. Demikian pula manusia.
Manusia bisa hidup bukan hanya oleh makanan atau minuman. Nafas lah yang terutama membuat manusia bisa hidup. Setiap udara yang kita hembuskan akan di hirup oleh manusia lainnya. Sekali pun itu orang yang tidak kita sukai bahkan kita benci. Ataupun kita anggap musuh. Tiada pembatas di udara bebas. Kita semua dipersatukan oleh nafas. Nafas yang masuk ke dalam tubuh oleh darah diserap oksigennya kemudian menyatu sebagai bahan untuk proses pertumbuhan badan.
Manusia satu dengan lainnya memiliki kesamaan. Keinginan. Keinginan inipun sama. Keinginan untuk hidup sehat dan bahagia. Hanya saja faham kebahagiaan yang berbeda antar manusia. Kebahagiaan yang didasari keinginan semu menjadikan manusia berbeda sifatnya. Jika manusia masih diperbudak oleh keinginan untuk mengumbar nafsunya, maka manusia tersebut belum menyadari adanya kebutuhan jiwa. Mereka masih mengandalkan kenyamanan tubuh di atas segalanya.
Tipe manusia lain adalah mereka yang sudah menyadari adanya kebutuhan selain badan, dan inilah yang dikejar atau diburu saat hidup di dunia. Mereka sadar bahwa badan sekedar alat untuk mencapai kepuasan dahaga jiwa. Yang luar biasa adalah, sedikit sekali yang menyadari hal ini. Mengapa?
Pertanyaan ini sangat mendasar. Jika dikaitkan dengan keberadaan dunia, hal ini tidak mengherankan. Karena dunia ini bisa tetap eksis oleh satu hal. Friksi. Ya, dunia masih bisa tetap eksis karena adanya friksi. Tanpa adanya gesekan tidak akan terjadi kehidupan. Semesta pun terjadi karena adanya friksi sehingga terjadi ledakan. Dan terciptalah kehidupan. Friksi ini juga menjadi sebab terciptanya manusia baru. Friksi antara pria dan wanita menjadikan lahirnya seorang anak.
Dunia bisa tetap eksis karena adanya manusia yang sadar bahwa badan bukan lah diri sejati dan manusia yang sudah menyadari bahwa sejatinya diri bukanlah badan. Dunia akan musnah bila tidak ada friksi. Misalnya manusia bersifat jahat semua dan saling berbunuhan dan menghancurkan bumi tempat tinggal mereka. Atau manusia bersifat baik semua sehingga tidak ada interaksi.
Para bijak sudah menyadari hal ini sejak ribuan tahun yang lalu. Dan tertulislah buku tentang kebijakan dari berbagai bangsa. Tentu ada pertanyaan yang menggelitik, siapa yang memberikan pikiran yang bijaksana ini? Dialah Sumber Agung yang sampai saat ini tidak diketahui dan maha tidak jelas. Inilah yang secara pendek disebut Tuhan. Dia lah yang Mahaghaib. Maha tidak terjelaskan. Maha tidak terjelaskan pun adalah penjelasan. Oleh karena kebingungannya, maka Sang Buddha Gautama tidak pernah mau menjelaskan tentang yang satu ini. Rasakan sendiri kemaha hadirannya. Ini bisa dirasakan hanya mereka yang mau meng-akses ke dalam diri sendiri.
Utuk menggapainya manusia biasa harus belajar dari mereka yang sudah mengalaminya. Banyak tahapan yang mesti dilalui. Dan kita semua bisa. Yang diperlukan adalah WILL POWER.
Kemauan kuat untuk menembus batas yang sudah dikondisikan oleh masyarakat… Inilah deconditioning...