‘Tidak ada orang yang lebih terbebani oleh egonya daripada seorang ahli yang cenderung apriori dan tidak setuju dengan sebuah gagasan yang bertentangan dengan apa yang dipercayainya.’

( This is Truth That too is Truth by Anand Krishna, www.booksindonesia.com)

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Kalimat di atas membuat saya merenung. Seperti itukah ego?

Selama ini kita mengharapkan diri kita menjadi seorang ahli. Ketika masyarakat telah menganggap kita seorang pakar atau ahli, sesungguhnya kita sedang menuju kematian. Atribut atau sebutan dari masyarakat sekitar sebagai seorang ahli membuat kita merasa hebat. Inilah ego. Tatkala orang minta pendapat dan kebetulan pendapat kita sedang tepat, kita tambah arogan. Inilah mind atau gugusan pikiran. Kesadaran tubuh sedang berkuasa.

Saat orang lain memiliki pendapat berbeda, disebabkan sebutan bahwa diri kita seorang ahli, kita memiliki kecenderungan untuk berpikir secara apriori terlebih dahulu. Kita mempercayai bahwa segala sesuatu yang bertentangan dengan yang dipercayainya adalah tidak benar. Kita merasa hebat. Kita lupa pepatah negeri China: ‘Di atas langit masih ada langit.’ Artinya bahwa ilmu pengetahuan pun terus berkembang. Tiada seorang pun paling hebat.

Kita mempercayai sesuatu berarti kita menganggap bahwa yang kita percayai adalah paling benar. Keyakinan atau percaya boleh saja, tetapi harus dilandasi bahwa semua yang ada mungkin akan berubah suatu ketika. Kepercayaan kita sebatas ilmu pengetahuan yang kita miliki, masih ada pengetahuan lain yang luas. Dan bisa saja yang kita percayai suatu ketika akan gugur karena teori lain yang ditemukan.

Bukankah dunia ini seperti suatu sekolah? Sekolah universitas, alam semesta ini bersifat universal. Mungkinkah ada keterkaitan antara ke duanya: ‘Universitas’ dan ‘Universal’ Setelah di universitas tiada lagi lembaga yang lebih tinggi. Dengan kata lain di universitas segala ilmu berkumpul. Lembaga pendidikan tertinggi adalah bersifat universal.

Pada suatu lembaga yang disebut universitas juga seorang doktor diproduksi. Pada lembaga universitas juga seorang profesor diakui dan diberikan gelar.

Alam semesta ini sesungguhnya gudang pengetahuan. Apa yang kita percayai ilmu pengetahuan sejatinya hanyalah merumuskan hal yang sudah ada di alam. Kita tidak menciptakan sesuatu yang baru. Orang sehebat apapun hanya merumuskan dalam bentuk matematika yang ada di alam ini. Misalnya, kita membuat pesawat udara. Kita menirukan burung terbang. Kemudian dirumuskan dalam bentuk perhitungan dan di buat pesawat terbang sebagaimana yang kita kenal.

Tepat sekali yang dikatakan oleh Salomon: ‘Nothing is new under the sun.’ Tiara sesuatu yang baru. Hanya pengulangan. Penyakit manes juga sama dari dulu hingga sekarang; Harta, Tahta dan Wanita. Segala permasalahan yang kita hadapi dapat dipastikan dengan salah satu di antara ketiganya.

Apa yang bisa dipercayai sehingga dibela mati-matian? Tiada. Yang saat ini kita percayai suatu ketika akan tergantikan oleh yang lain, untuk apa membela dengan begitu keras? Keyakinan kita terhadap sesuatu pun masih bisa diubah oleh keyakinan lain selama kita mau membuka diri. Ini penyakitnya; tidak mau membuka diri. Kita merasa yang kita percayai adalah terbaik. Kita lupa lagi bahwa ketika kita menganggap yang kita miliki ‘SUDAH’ paling baik, kita sedang menutup diri untuk berkembang. Kita sedang menuju kematian.

Berkembang adalah kehidupan. Keterbukaan diri menerima sesuatu yang bekum kita ketahui membuktikan bahwa kita hidup. Hidup berarti berkembang……..