Yup, bagi Dia baik dan buruk sama saja. Bagi Dia sang sutradara setiap orang diberikan peran untuk bermain di dunia. Mereka yang membenci nabi juga memiliki peran tidak kalah penting daripada mereka yang mencintai nabi. Dunia kita berada saat ini adalah dunia benda. Dunia benda merupakan lahan untuk berlatih menuju kesempurnaan penyatuan ke dunia non materi. Tanpa ada dunia materi, pencapaian ke dunia non materi tidak akan terjadi.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Itulah hukum atau permainan ciptaan Nya juga. Manusia seperti kita hanya sekedar pemain. Untuk penyeimbang para pembenci nabi, kehadiran para pecinta nabi diperlukan. Dengan dua ke adaan ini, dunia akan tetap eksis. Apa istimewanya jika demikian menjadi pecinta nabi?
Ada. Sifat cinta adalah sifat alam semesta. Sifat cinta atau kasih menghasilkan hormon yang menyehatkan tubuh. Mereka yang ceria dapat dipastikan memiliki sifat kasih. Keceriaan yang tanpa alasan membuat tubuh memproduksi hormon yang menyehatkan tubuh. Keceriaan juga menghasilkan hormon melatonin, hormon yang membuat tubuh menjadi lebih damai dan sehat. Sifat cinta menjadikan sel dalam darah berformasi indah. Sifat cinta membuat molekul cairan dalam tubuh kita berbentuk indah. Ke duanya merupakan hasil penelitian yang sudah teruji kebenarannya.
Yang merasa saat ini jadi pecinta, jangan pongah atau sombong dan merasa lebih baik daripada mereka yang belum sadar. Perjalanan menjadi pecinta tidak mudah. Lebih sulit lagi mempertahankannya. Banyak sudah, karena merasa lebih baik, maka akhirnya, mereka membuanganya. Kita lupa bahwa merasa lebih baik dari lainnya berarti memuja ego. Menuhankan ego.
Dunia eksis karena ego. Mereka yang menapak di jalur spiritual adalah mereka yang menebas ego diri. Jika ego melebur yang eksis hanya Dia. Sayangnya mereka yang menapak di jalur menebas ego atau jalur spiritual dapat dipastikan mendapakan tantangan dari kaum mayoritas yang tetap ingin menuhankan ego atau pecinta dunia.
Iniklah sebabnya, dari zaman dahulu sampai kini para pejalan spiritual dalam arti mereka yang berupaya memenggal ego diburu oleh kekuatan yang tetap ingin mempertahan dunia ego.
Tuhan yang Maha segalnya adalah suatu energi yang tanpa nama. Energi yeng sifatnya menghidupi dan netral. Tidak memihak baik dan buruk. Manusia yang berperan jadi baik dan buruk juga atas perintahnya untuk memperindah pertunjukan sandiwara dunia.
Dia di atas baik dan buruk. Apakah yang disebut baik dan buruk? Semata hanya persepsi diri yang merasa kepentingannya terganggu atau diuntungkan. Hanya itu… Dan semuanya mesti dikaitkan dengan hal dunia atau kebendaan..
Bukan hal kemuliaan jiwa..