Pemimpin yang cerdas lahir dari rakyat yang cerdas…………..
Pemimpin yang berani lahir dari pemilih yang berani…….
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Pemimpin yang ragu lahir dari rakyat yang juga tidak tegas………….
So, kita harus sadar bahwa sebelum menuding orang, lihat diri sendiri dahulu. Kebanyakan dari kita senang membuat gossip dan mencari kelemahan orang lain. Saat kita me-nggosip sesungguhnya kita memiliki kelemahan. Kesukaan me-nggosip itulah kelemahan. Jika saja di hati kita yang ada adalah kebajikan dan senantiasa ingin berbagi, dengan sendirinya pikiran kita hanya terisi bagaimana bisa berbagi kesadaran atau kebajikan dengan orang lain.
Itulah jawaban dari Rabiah ketika ditanya, mengapa tidak bisa membenci setan? Karena hati Rabia Al Dawiyah hatinya hanya terisi oleh cahaya ilahiah. Tiada lagi ruang bagi setan. Ia tidak memiliki mata uang bergambar setan . Hal serupa juga kita sering lakukan dan alami. Jika kita selalu ingin berbagi kebahagiaan, sering kita tanpa sadar melupakan segala sesuatu yang ‘menurut’ anggapan orang menyakitkan diri kita.
Sakit atau tidak itu sangat relatif sesungguhnya. Bisa saja menurut orang lain sakit, tapi bagi kita tidak merasakan sakit perasaan. Memperhatikan hal ini sesungguhnya sakitnya perasaan atau tidak sangat tergantung dari keputusan kita sendiri. Kita yang memberikan izin diri sendiri bisa disakiti atau tidak. Bukan orang lain….
Dan anehnya kita sering memberikan lisensi kepada orang lain untuk menyakiti….
Siapa yang bodoh saat kita menuding pemimpin kita tidak tegas, bodoh, plin-plan dan segala yang buruk-buruk…
Kita yang bodoh. Kita yang tidak cerdas… Tidaklah mungkin ada pemimpin pintar lahir dari pemilih yang bodoh. Dan sebaliknya…
Jadi jika kita terlalu banyak mengkritik dan menghujat, sesungguhnya kita menunjuk ke diri sendiri. Karena masih ada istilah bodoh dan kalimat hujatan dalam hati kita.. Langkah utama dan pertama adalah menyadari bahwa kita bodoh. Dengan modal awal kesadaran ini, kita punya kekuatan untuk menghapus satu orang bodoh, diri sendiri. Orang yang sadar akan kebodohannya akan mencari pengetahuan untuk memintarkan diri sendiri. Orang yang merasa pintar akan stagnan atau berhenti berkembang…..Sebaliknya, yang merasa diri bodoh, dia akan berkembang…
Jika menginginkan pemimpin pintar, cerdas, tegas ,dan berani…. Mari kita sebarkan sifat-sifat itu ke sekitar kita…
Namun sebelum menebarkan, mari kita lakukan bagi diri sendiri terlebih dahulu….
Berbagilah berita gembira…
Berbagilah yang membangunkan kesadaran…..
Berbagilah keceriaan…. Jangan menunggu keceriaan menghampri kita… Dengan berbagi keceriaan, kita telah memaksa diri sendiri untuk ceria terlebih dahulu…
Mungkin ada yang menuduh munafik…..
Biarkan saja, tertawailah diri sendiri daripada ditertawakan orang lain….
Loving is caring and sharing……