Betapa lucunya manusia. Diri sendiri saja belum bisa berenang, mau berupaya membantu orang lain. Alhasil, matilah ke-duanya. Alias tenggelam. Jika belum bisa berenang, belajarlah terlebih dahulu. Keahlian berenang mengarungi kehidupan akan sangat membantu orang lain juga. Paling tidak, orang lain tidak perlu membantu anda.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Sesungguhnya keberadaan manusia adalah untuk memperbaiki dirinya sendiri. Tidak sedikitpun berkaitan untuk membantu orang lain. Egois memang tampaknya, namun demikianlah adanya. Bukankah keberadaan manusia di dunia juga karena kesalahannya sendiri? Keberadaan manusia sebagai akibat dari sebab ciptaannya sendiri. So, belajarlah…. Belajar menjadi perenang yang handal dalam mengarungi kehidupan. Untuk itu diperlukan bimbingan/pelatih yang handal dan berpengalaman.

Berenang di kolam/lautan kehidupan tidaklah mudah sobats. Perlu pelatih renang yang mahir sekali. Artinya mereka yang sudah berulang kali mengarungi lautan kehidupan. Pengalaman babak belur menjalani kehidupan bisa mengajarkan kebijaksanaan menyikapi kehidupan. Para pemandu kehidupan sangat memahami bahwa segalanya hanya ilusi. Menurut mereka, Tuhan sangatlah licik. Manusia disuruh memperindah dunia. Namun saat manusia meninggalkan dunia, tiada satupun yang dibawa.

Bangkitlah jiwa mulia yang terkurung dalam sangkar badan. Sesungguhnyalah jiwa yang ada dalam badan sama sifatnya dengan jiwa yang meliputi alam semesta. Jiwa yang ada dalam badan manusia bisa diibaratkan bagaikan air lautan yang dimasukkan ke dalam botol. Sifat dan karakter air dalam botol sama dengan air laut. Demikian juga sifat jiwa yang ada dalam diri manusia. Satukan mind dengan jiwa yang ada dalam hatimu jika ingin ketemu Tuhan. Selanjutnya penyatuan antara jiwa bisa terjadi jika mind tidak lagi membatasi jiwa. Ketakutan/keraguan dari pikiran manusialah yang menghalangi penyatuan antara air dalam botol dengan air laut. Semuanya berpangkal dari ketidaktahuan atau kesadaran.

Pertemuan dengan seorang pemandu adalah berkah bagi sang jiwa. Seorang pemandu akan mengungkapkan potensi keilahian diri. Hei!! Jiwa/air dalam botol itu sama lho denga air laut/roh semesta. Singkirkanlah botol/mind. Dan sadarilah keagungan jiwa yang terkurung. Saatnya sang jiwa mulia menjadi pemimpin dalam menjalani kehidupan. Sang jiwa memiliki kebajikan untuk senantiasa berkiprah selaras dengan alam. Damai dan cinta menjadi modal untuk berselaras dengan alam. Lihatlah matahari yang senantiasa melimpahkan cahaya tanpa pilih kasih. Ia memberikan cahayanya pada semua mahkluk dan alam. Ia memberikan kehidupan. Inilah yang dimaksud dengan rahmattan lil alamin. Rahmat bagi semesta. Memelihara dan melestarikan alam dam lingkungan…. Setiap manusia adalah khalifah/pemimpin bagi dirinya sendiri.

Seorang pemimpin adalah pelayan. Bukan malahan minta dilayani. Sudah benar istilah bahwa seorang pegawai negeri itu melayani kebutuhan masyarakat. Sayangnya pejabat sekarang justru minta dilayani. Lupa mereka sebagai abdi masyarakat. Sebagai pelayan. Jadi jelaslah kacau jika ada seorang pejabat lewat dijalan raya mesti minta panduan khusus.