Ketika seorang botak bagian depan kepalanya, orang akan bilang: “Wah dia pasti seorang pemikir……” Ketika seorang pelontos kepala bagian belakang, orang akan berkata: “Wah seksinya…..”
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Namun lucunya, ketika seseorang benar-benar botak kepalanya, orang tersebut berasumsi: ” Aku pikir aku seksi….” Padahal ga ada orang yang berpikir demikian. Semua berasal dari pikiran sebagai asumsi…
“Aku PIKIR aku gagah dan tampan………..”
“Aku PIKIR aku kaya……..”
“Aku PIKIR aku rajin….”
“Aku PIKIR aku muda…..”
“Aku PIKIR aku rajin sembahyang…….”
“Aku PIKIR aku jujur……”
“Aku PIKIR aku baik…..”
Semua hanya asumsi dari PIKIR an kita sendiri. Orang lain belum tentu berpendapat sebagaimana yang kita pikirkan. Asumsi ini yang menguasai kita sehingga tidak pernah kita menjadi diri sendiri. Kita jadi budak pikiran sendiri.
Pikiran bisa menjadi berguna bagi diri kita, bisa juga membuat kita menderita. Dan semua adalah karena ulah kita sendiri. Bukan karena perbuatan orang lain. Kita mampu menggunakan pikiran untuk sesuatu yang bermanfaat bagi diri. Namun bagaikan pisau yang bermata dua, bisa juga merugikan diri sendiri. Jika demikian, siapa pengguna pikiran? Mengapa bisa mengetahui bahwa:
“Ini pikiran baik dan bermanfaat bagi diri….”
Disaat lain: ” Ada pendapat dari dalam diri, ini pikiran merusak aku”
Jadi sesungguhnya pikiran sekedar alat untuk melakukan sesuatu di dunia. Aku bukanlah pikiran. Aku yang menggunakan pikiran. Jika memahami konsep sederhana ini, kita bisa memahami bahwa ada sesuatu yang lain yang melampaui pikiran.
Transpersonal psikologi adalah suatu ilmu atau pengetahuan yang membawa kita untuk melampaui dan menyadari bahwa diri ini bukanlah pikiran, apalagi badan. Transpersonal melampaui ego/personal. Selama ini kita sangat mengidetikan diri dengan KTP.
Begitu rendahnya diri ini jika hanya membatasi diri sebagaimana yang tercanum di KTP. Mau bukti?
Sering sekali kita hanya mengidentikan diri sebagaimana agama yang tercantum dalam kolom KTP. Ketika ada sekelompok orang berkenginan menghapuskan kolom agama di KTP, banyak orang tidak setuju. Mengapa?
Sangat mudah, orang tersebut merasa tidak secure karena identitasnya hilang. Dengan identitas agama tertentu, ia merasa secure. Hal ini terjadi saat manusia merasa krisis jati diri. Krisis jati diri terjadi saat kita merasa sendirian. Kolom agama di KTP menjadi alat pemersatu. Bisa saja seseorang terbunuh karena agamanya tidak sama dengan tidak sama dengan kelompok atau gerombolan yang membunuh. Sebegitu rendah cara berpikir kita, hanya sebatas tulisan pencantuman di kolom KTP.
Manusia sudah hilang kemanusiaannya. Dan kehilangan kemanusian bukan lah suatu yang mencemaskan. Padahal mausia disebut sebagai manusia jika dan jika ia masih memiliki ‘KEMANUSIAANNYA” Dan kondisi ini sudah terjadi saat ini. Apakah bisa manusia disebut sebagai manusia seutuhnya jika kemanusiaannya sudah hilang?
Demikian juga saat hewan liar menjadi jinak. Ia telah kehilangan kehewaniaan dalam diri hewannya. Dan perbuatan penjinakan ini dilakukan oleh manusia. Suatu perbuatan kekerasan. Ia telah menghilangkan sisi kehewanian dalam hewan tersebut. Binatang seperti ini sudah kehilangan jati diri sebagai hewan. Ia sudah menjadi tidak natural lagi. Ke-tidak- alamian ini lah yang pemaksaan kehendak dan dikatagorikan perbuatan kekerasan.
Di panggung dunia inilah kita belajar melampaui personalitas kita yang selama ini begitu kita agung-agungkan. Dan kita telah menjadi budak lingkungan denga mengidentikan dengan sesuatu yang sesungguhnya bukan diri sejati……