Jadilah mandiri, wahai manusia!!!
Jangan bergantung pada bantuan dari luar.
(A Handful of Gems from The Holy VEDAS, Centre for Vedic & Dharmic Studies)
Pemaknaan kata mandiri secara umum belumlah purna. Karena selama ini yg disebut dengan mandiri adalah tidak bergantung pada orang lain. Segala sesuatu dilakukan sendiri. Namun, benarkah kita telah memiliki kemandirian apabila kita masih terpengaruh oleh peristiwa di luar diri kita.
Sebagai contoh. Ada seseorang yang sudah selesai kuliah kemudian bekerja pada suatu perusahaan. Ia bisa hidup sendiri tanpa bergantung lagi pada orang tua ataupun sanak famili.
Suatu ketika ia patah hati karena ditinggalkan oleh pacar. Ia dirundung kesedihan yang mendalam. Ia frustasi dan kecewa berat. Segalanya tampak buram. Terbukti ia belum mandiri. Ia masih terpengaruh peristiwa luar.
Kata bijak dari buku The Holy Vedas memberikan petunjuk bahwa sesungguhnya manusia memiliki kemampuan untuk mandiri. Selama ini kemandirian kita masih timpang. Masih sebelah. Hanya melihat yang di luar diri tanpa melihat ke dalam diri, definisi mandiri belumlah sempurna.
Segala peristiwa di luar diri kita membuat kita kecewa, irihati, marah dan cemas. Karena segala sesuatu di luar diri bersifat dua litas. Masih pada kesadaran lapisan fisik. Masih bisa dirasakan oleh indera. Segala sesuatu yang bisa dirasakan oleh indera masih berkaitan dengan keinginan. Keinginan yang tidak terpenuhi mengakibatkan kekecewaan. Inilah awal penderitaan. Inilah alam neraka.
Agar terjadi keseimbangan sehingga kita benar-benar mandiri, kita mesti melakukan perjalanan ke dalam diri. Lakunya adalah dengan memejamkan mata kemudian lakukan kontemplasi ke dalam diri.
Tanpa kita sadari selama ini mata atau pandangan kita menyerap energi lebih dari 70%. Saat kita melihat, otak atau pikiran kita bekerja. Sebagai contoh. Kita melihat hape teman kita. Pikiran kita langsung bertanya:’Berapa harganya? Beli dimana? Bisa kredit ga? Dan lain-lain pertanyaan. Pada ujungnya kita habis energi sekedar memikirkan masalah hape. Hal lain terbengkalai. Ketika perhatian kita tersedot ke luar, energi kita juga hilang.
Dengan melakukan perjalanan ke dalam diri kita menuju ke pusat energi. Pusat energi bukan di luar diri tetapi ada dalam diri kita sendiri. Jadi tidak mengherankan jika kita duduk diam memejamkan mata kurang lebih 20 menitan, badan terasa segar. Kita mendapatkan energi baru. Selain itu, pandangan kita semakin jernih. Emosi lebih tertata dan terkendali. Kesabaran terjadi sengan sendirinya. Bukan lagi di sabar-sabarkan tetapi sabar secara alami. Dengan kata lain kita mampu menarik diri dari hiruk pikuk dunia. Kita bisa hidup dengan tidak mudah dipengaruhi oleh lingkungan. Kita bebas dari hipnosis massal yang selama ini mempengaruhi kehidupan kita. Inilah makna kemandirian sesungguhnya…
www.marhento.com