Sesungguhnya pernyataan ini tidak benar. Seseorang tidak mungkin kehilangan barang karena pengaruh hipnotis. Hipnotis bisa dilakukan jika orang tersebut mau atau bersedia dihipnotis. Seseorang tidak mungkin dihipnotis jika ia tidak bersedia.
Para pakar hipnotis menyatakan bahwa seseorang tidak mungkin dihipnotis di luar kemauannya. Pikiran kita yang terbuka untuk dihipnotislah yang bisa menjadikan kita di bawah kendali orang lain. Saat itu terjadi interaksi energi pikiran. Dan yang kuatlah yang menang. Dalam hal ini si penghipnotis sebagai inisiator memiliki pikiran lebih kuat.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Itulah sebabnya para pelaku hipnotis panggung selalu bertanya ketika minta seseorang naik ke panggung. Hipnotisme tidak bisa dilakukan terhadap orang yang tidak bersedia. Lantas, apa yang terjadi ketika seseorang mengaku kehilangan barang atau uang karena dihipnotis?
Seseorang kehilangan barang atau uang di atm ludes karena keserkahannya sendiri. Misalnya, seseorang menawarkan suatu barang. Dapat dipastikan barang yang ditawarkan tentu lebih mahal daripada barang milik si korban. Tidak bakal terjadi seseorang menawarkan barang yang lebih buruk daripada milik si korban. Ini versi si pelaku hipnotis. Karena keserakahannya ingin mendapatkan barang yang lebih baik, si korban pun mau mendengarkan tawaran si penghipnotis.
Saat itu terjadi interaksi energi pikiran antara si penghipnotis dan korban. Karena dalam hal ini si penghipnotis memiliki niat yang kuat untuk meng-hack pikiran si korban, maka si korban yang berpikir untuk mendapatkan barang lebih baik yang bukan haknya, menjadikan pikiran nya lemah. Selanjutnya pikirannya dikendalikan oleh si penghipnotis.
Seandainya, saat ditegur kemudian ditawari sejenis barang, si calon korban cepat berpikir bahwa tidak mungkin ada orang yang menawarkan sesuatu tanpa alasan yang jelas, saat itu, ia akan segera menolak tawaran itu.
Hal ini sering terjadi juga pada diri kita. Saat ada penawaran diskon barang murah, kita langsung terpana. Pikiran kita yang penuh keinginan mendapatkan barang baru dan murah dengan mudah terpicu. Kita pun lantas pergi ke mall untuk membeli barang tersebut. Seringkali kita lupa bahwa sesungguhnya kita tidak membutuhkan barang tersebut. Tidak mengherankan jika ketika tiba di rumah kemudian kita menyesali perbuatan kita yang boros. Membeli barang yang sesungguhnya tidak perlu. Karena barang tersebut masih ada dalam almari.
KIta telah dihipnois oleh tawaran si penjual. Keinginan terhadap bentuk barang yang di luar kebutuhan adalah bentuk keserakahan diri. Inilah yang dimaksud bahwa sesungguhnya kita jadi korban hipnotis karena keserakahan sendiri.
Ingat pesan Mahatma Gandhi:
‘Bumi ini bisa memenuhi kebutuhan semua manusia, tetapi tidak mampu memenuhi keinginan satu orang’.
Jangan serahkan diri pada kekuasaan keserakahan diri. Inilah awal penderitaan…