Kebahagiaan sesungguhnya ada dalam diri sendiri. Tidak perlu dicari diluar diri. Yang diperlukan hanya menyadarinya. Keberadaan kita di dunia ini bertujuan semata hanya untuk menyadari hal yang satu ini. Namun sangat di sayangkan bahwa untuk menyadari hal yang sesungguhnya tinggal membuka diri saja tidak lah mudah. Mengapa?
Karena hati kita sudah tertutup oleh ego. Ego yang hanya mengakui bahwa badan inilah eksistensi diri. Kesadaran bahwa diri adalah badan adalah kesadaran yang paling RENDAH. Masih banyak lapisan lain yang tidak kita perdulikan. Hal ini lah yang disebut hijab. Ketertutupan akan adanya lapisan lain. Badan di butuhkan untuk belajar menyadari adanya lapisan-lapisan lain. Tanpa badan, kita tidak bisa memahami adanya lapisan lain. Jadi yang diperlukan adalah kesadaran holistik, menyeluruh.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Hijab terjadi karena timbunan energi emosi yang menutupi hati kita. Ibarat air, hati kita selalu bergolak sehingga dasar air tidak terlihat dengan jelas. Kegelisahan diri ini lah yang kita sebut sehari-hari dengan stress. Jadi aneh bin lucu jika orang berkata bahwa dirinya tidak stress. Tidak ada persoalan yang menutupi hatinya. Jika benar demikian, ia mesti bisa mengendalikan diri ketika dicaci maki. Kenyataannya tidak. Begitu tersinggung sedikit, ia bisa membalas dengan spontan. Inilah akibat dari timbunan stress yang sudah menahun.
Timbunan emosi stress begitu nyaman tinggal dalam diri kita. Inilah sebabnya, ia sudah menganggap diri sebagai rumah sendiri. Sesungguhnya stress adalah makhluk asing sehingga keberadaannya dalam badan kita mestinya sebagai tamu. tetapi seperti seseorang yang tinggal di rumah saudaranya. Karena terlalu lama sehingga ia bisa menganggap rumah saudaranya sebagai rumah sendiri. Tidak lagi menganggap diri sebagai tamu.
Demikian pula dengan stress yang sudah menahun dalam diri, orang yang dihinggapi stress menganggap tidak punya stress. Stress terjadi karena adanya kekesalan dalam diri. Kekesalan ini timbul karena adanya ketidak sesuaian antara perolehan dan harapan. Siapa bisa menjamin bahwa segala harapan kita terpenuhi?
Mari kita renungkan. Semenjak kecil ada saja harapan/keinginan kita tidak terpenuhi. Disadari atau tidak disadari energi kekesalan karena tidak terpenuhinya harapan menumpuk dalam hati dan menimbun kejernihan pikiran/hati. Energi kekesalan ini yang menjadi pemicu kemarahan saat ada orang lain yang menyinggung diri kita. Inilah yang mendorong semakin tingginya ego kesadaran badan.
Timbunan sampah ini di sebabkan oleh 3 sifat manusia. Satvas, Rajas, dan Tamas.
Satvas adalah sifat diri yang baik. Sifat yang suka interospeksi diri, berbuat baik, berpikiran baik dan berbuat baik. Kasih adalah bagian dari satvas. Tidak seorangpun manusia yang hanya memiliki satu sifat saja baik itu satvas atau rajas,ataupun tamas. Karena ke tiganya yang menjadi energi kehidupan manusia. .
Rajas adalah sifat yang dinamis. Sifat irihati juga bisa terjadi karena adanya rajasdalam diri manusia. Kesukaan akan berbuat baik bisa muncul karena ada rajasdalam diri. Suka pamer juga bagian dari sifat ini. Yang terakhir adalah tamas. Sifat kemalasan, suka bergantung pada orang lain. Suka berbohong adalah tamas. Ke tiga sifat ini ada dalam diri manusia. Hanya ada yang dominan. Tidak ada manusia satupun yang seluruhnya satvas.
Dengan menyadari keberadaan ke tiga sifat ini, kita belajar untuk mengembangkan jiwa kita…..