Kelahiran kembali ke dunia adalah keniscayaan yang tidak terpungkiri. Boleh saja orang membantah, ‘Tidak mungkin. Agamaku tidak menyatakan adanya kelahiran kembali.’

Sah-sah saja. Tidak ada yang melarang. Sama juga tidak ada yang bisa melarang jika saya menuliskan tentang korelasi antara hukum karma dan kelahiran kembali. Inilah kebebasan menulis.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Hukum karma adalah hukum konsekuensi. Murni hukum fisika. Sama sekali tidak ada keterkaitan dengan gaib. Demikian juga masalah kelahiran kembali juga murni hukum fisika. Bukan masalah gaib. Yang gaib adalah, kapan dan dimana seseorang akan lahir. Jika masalah kepastian lahir tidak diragukan. Tentang kapan dan dimana serta di dalam keluarga yang mana, ini alam punya rahasia. Tiada seorangpun manusia bisa mengetahuinya.

Hukum sebab akibat adalah hukum alam. Setiap makhluk yang lahir pasti mati. Mati bukan lawan kata hidup. Seseorang boleh saja mati, tetapi kehidupan tetap berlangsung. So, kematian hanya terjadi pada manusia, makhluk atau benda yang lahir atau dibuat.

Jadi, seseorang yang lahir pasti mati. Dan setelah mati pasti lahir kembali. Semua kitab suci telah mengakui akan hal ini. Hanya yang tidak pernah lahir atau ada yang tidak akan mati. Kehidupan ini atau juga perubahan…. Bukankah perubahan adalah yang abadi? Kapan lahir perubahan? Yang kita sebut perubahan tidak pernah lahir dan tidak pernah mati. Mungkin orang menyebutnya sebagai Tuhan…

Kembali ke hukum karma dan kelahiran kembali…..

Apa yang menyebabkan manusia harus kembali lahir?

Pikiran adalah penyebab utama yang mendorong seseorang lahir kembali ke bumi.

Pikiran adalah materi yang sangat halus. Ia merupakan getaran. Bahan dasar pikiran adalah materi. Saat seseorang berpikir, ia sedang menciptakan materi pikiran. Mengapa pikiran disebut sebagai materi?

Bukankah hanya materi yang bisa bergetar? Atom adalah materi. Pernahkah seseorang melihat atom? Sama sekali tidak pernah. Selama ini yang kita sebut sebagai atom sekedar asumsi. Sama saja dengan pikiran. Kita hanya bisa mengukur gelombang pikiran dari denyut atau frekuensi. Inilah alasan gelombang pikiran diukur dengan ‘hertz’ atau Hz.

Pikiran tida pernah hilang atau mati. Adanya pikiran menimbulkan emosi serta perasaan. Gabungan dari pikiran, emosi, dan perasaan yang kita sebut sebagai roh. Hanya Sang Maha Energi lah yang bukan materi. Karena tidak seorangpun bisa mendeteksi ataupun mengenali Nya. Inilah salah satu alasan mengapa si roh mesti lahir ke bumi lagi dengan berganti badan.

Roh bagaikan software. Badan sebagai hardware. Ketika hardware rusak, software pun bisa dilepaskan dan ditempatkan ke hardware yang baru. Bagaikan seseorang yang bosan dengan baju lama dan kemudian melepaskan baju lama untuk ganti dengan baju baru.

Roh yang terdiri dari pikiran dapat dipastikan berisi sesuatu yang dipikirkan di bumi. Tubuh atau badan tidak lepas dari melakukan perbuatan terhadap orang lain. Bukan kah sudah jelas juga bahwa setiap kitab suci selalu menyebutkan bahwa setiap anggota tubuh mesti bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Oleh karenanya, roh dari seseorang yang meninggal mesti cari tubuh baru lagi untuk merasakan yang telah pernah diperbuat sebelumnya.

Bukti lain yang membuktikan bahwa pikiran, emosi dan perasaan atau juga disebut sebagai roh sesungguhnya materi, adalah bahwa ketika seseorang meninggal, bobot tubuhnya berkurang 21 gram. Dengan kata lain, roh manusia beratnya 21 gram

Inilah sebabnya dalam segala kitab suci, para nabi selalu ingatkan bahwa:

Perlakukanlah seseorang sebagaimana kamu ingin diperlakukan.

Hidup di dunia merupakan akibat masa lalu dari perbuatan kita. Pada saat yang sama, kita sedang menciptakan atau kita saat hidup ini sebagai sebab dari akibat masa datang….

So, jika kita ingin dapatkan masa datang yang baik, mari kita kehidupan kita saat ini sebagai benih akibat yang akan datang.

Kelahiran kembali ke dunia adalah berkah. Tanpa badan yang lahir kembali ke dunia, evolusi kesadaran atau evolusi roh/pikiran, emosi, dan perasaan tidak akan terjadi.