Banyak orang umum begitu getol dan membanggakan bahwa dirinya bermoral dan beragama. Tapi seberapa jauh kita memahami moralitas? Moral terkait erat dengan kebijaksaan dan keadilan. Sementara spiritualitas lebih cenderung ke arah perbuatan tepat atau tidak tepat. Mereka yang bermoral belum tentu ber-spiritual. Tapi mereka yang melakoni spiritual dapat dipastikan bermoral. Pada umumnya oleh masyarakat moralitas ditempatkan pada posisi tertinggi.

Moral atau agama selalu bicara tentang kebenaran dan keadilan. Namun tetap saja pokok permasalahan adalah: Kebenaran dan keadilan. Kebenaran di dunia dua litas sangatlah absurd. Tentu kebenaran yang selalu berdasarkan keuntungan golongan, kelompok, dan diri sendiri. Demikian juga dengan penilaian keadilan. Banyak orang memberikan arti adil bila mata dibalas dengan mata. Pukul dibalas dengan pukulan pula. Selain itu, keadilan tentu berkaitan dengan kebenaran, dan kembali lagi, jika menguntungkan golongan, kelompok, dan diri sendiri dianggap benar dan adil.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Spiritual berbicara tentang esensi ilahiah yang dengan sendirinya selalu dikaitkan dengan alam sekitar dan kepentingan orang banyak. Ada sisi lain yang dinilai pada spiritualitas, unsur memaafkan dan kasih. Ke duanya adalah sifat Tuhan yang lebih tinggi dari keadilan.

Moral berarti kebijakan juga keadilan. Moral dikaitkan juga dengan etika. Berbicara keadilan, tentu tidak lepas dari perhitungan. Mata dibalas mata adalah keadilan. Keadilan yang dilakukan oleh manusia selalu dikaitkan dengan aspek hukum. Di pihak lain spiritualitas lebih menitik beratkan nurani ketimbang hukum yang di buat oleh manusia dan dipastikan memihak pada golongan tertentu.

Karl Max pun dengan faham komunisnya bermaksud membuat atau menciptakan keadilan di atas bumi. Sama rasa sama rata. Di atas segalanya moralitas berbicara tentang segala sesuatu yang bersifat fisik, belum menyentuh esensi ruhaniah. Bisa terjadi mereka yang bermoral pun masih ada rasa kegelisahan atau kepedihan karena belum memperhatikan lapisan badan yang lain.

Badan adalah lapisan fisik yang dikaitkan hubungan darah dan kekeluargaan. Lapisan lainnya ada beberapa, lapisan emosional, lapisan energi, lapisan pikiran. Spiritualitas menyentuh semua lapis.

Seorang moralis bisa bersikap adil. Mata dibalas mata adalah keadilan. Membalas dendam adalah keadilan. Namun untuk berbuat mengasihi dan memaafkan, seorang moralis mesti berupaya meningkatkan kesadarannya. Dia mesti menapak di jalan spiritual.