“Temukanlah Tuhan dan kebenaran terlebih dahulu terlebih, maka segala kenikmatan akan ditambahkan.”
Sepenggal kalimat yang bisa diambil di kitab suci, baik Injil maupun Alquran. Juga dari buku yang dianggap suci lainnya. Sepertinya merupakan pesan yang universal. Pesan yang sama disampaikan oleh para suci, avatar, dan nabi. Pesan tersebut di dasarkan pengalaman yang mereka peroleh.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Para suci, avatar, dan nabi menyampaikan pesan bukan berdasarkan pengetahuan pinjaman. Tapi sudah dialami. Sangat berbeda dengan mereka yang menganggap dirinya suci. Apalagi orang yang masih suka berteriak di pinggiran laut. Mereka masih sebatas bisa teriak.
Begitu jelas pesannya, raihlah Tuhan dan kebenaran. Jika pemilik semesta saja sudah di temukan, segala milik Nya dapat dipastikan diberikan. Bukankah semesta ini milik Nya? Kebenaran yang mesti di raih bukanlah kebenaran yang difahami oleh pikiran dangkal manusia.
Pemikiran dangkal berarti pikiran yang masih berpandangan hanya sekitar, golongan, kelompok, dan diri sendiri. Mereka masih belum memahami bahwa pikiran manusia sesungguhnya tidak bisa di kotak-kotak kan. Pandangan yang mengkotak-kotakkan belum bisa melihat bahwa sesungguhnya di alam ini tidak ada yang disebut langit. Keterbatasan pandangan yang membuat seakan langit berwarna biru.
Kebenaran yang dimaksud kalimat di atas adalah kebenaran yang hakiki. Kebenaran yang selaras dengan semesta. Kebeneran yang berpihak pada sifat alam yang senantiasa berbagai. Bukan kebenaran yang terbatas. Jika kita mampu memiliki sifat kebenaran yang selalu berpikiran untuk kepentingan bersama, secara tidak disadari ia telah menerima nikmat.
Ia senantiasa bisa mensyukuri segala sesuatu yang diberikan. Dengan mensyukuri sesungguhnya kenikmatan yang lebih tinggi sudah diberikan. Ia telah melihat sebagaimana Tuhan melihat, mendengar sebagaimana Tuhan mendengar. Ia merasakan kesatuan dengan alam. Merasakan kesatuan dengan alam berarti semakin meningkatnya rasa empati.
Tuhan pun demikian, selalu mendengar keluhan dari hambanya. Bukan kah jika kepedulian terhadap lingkungan semakin tinggi akibat peningkatan empati, ia akan berbuat yang selaras dengan kondisi gerak alam? Ia telah menemukan Tuhan sebagai penggerak semua benda di alam ini. Energi yang satu dan sama adanya. Energi yang senantiasa mendorong terjadinya perubahan.
Mereka yang berhasil menemukan Tuhan dan kebenaran akan semakin manusiawi. Merekalah anak-anak manusia. Sifat kemanusiaan mereka sudah berkembang. Mereka berpijak bahwa segala sesuatu di bumi adalah satu kesatuan adanya. Tiada yang terpisah dan bisa dipisahkan. Hanya pikiran manusia yang terbatas menganggap bahwa manusia bisa dibatasi. Pengertian manusia dapat dibatasi adalah bagi mereka yang hanya bisa melihat manusia dari keadaan luarnya. Pada hal manusia berwawasan ketuhanan mampu melihat bukan sekedar terbatas kulit/badan saja…
Inilah manusia seutuhnya…..
Manusia yang mampu memandang tidak hanya sebatas badan kasar….
Manusia Tuhan……