Ke duanya sama, bertindak secara reflek. Reflek dalam arti tidak menggunakan lagi pikiran. Masalah nya adala yang reaktif berhubungan dengan instink hewani dan yang lainnya terjadi karena senang melihat orang lain bahagia.
Tindakan pertama membuahkan kepuasan dan lainnya membuahkan kebahagiaan sejati.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Seseorang anak manusia yang melakukan perbuatan didasarkan atas reaktif akan merasakan kepuasan. Kepuasan dari lepasnya rasa kemarahan, kekecewaan, dan hal lainnya yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya keinginan indrawi. Pendek kata, ia masih dalam ranah pikiran intelektual yang mengutamakan nafsu hewaniah.
Ada sebagian orang yang melakukan reaksi didasarkan intelejensia. Keinginan untuk meringankan beban orang lain tanpa embel-embel pamrih. Inilah tindakan Karma Yoga.
Karma Yoga
Tindakan Karma Yoga adalah:
Menggapai kesempurnaan dan kemanunggalan lewat tindakan, lewat karya.
Apa yang dimaksudkan dengan’Kemanunggalan’?
‘Kemanunggalan’ berarti kesatuan tanpa jeda. Yang dimaksud dengan jeda adalah waktu. Waktu dipastikan melibatkan pikiran. Saat kita mau memberikan sesuatu, jangan berikan jeda atau jangan libatkan pikiran. Maka dapat dipastikan yang bertindak adalah Dia Yang Maha Benar adanya. Saat itu kemanunggalan dalam tindakan terjadi. Hasilnya adalah kebahagiaan sejati.
Karma bermakna laku atau perbuatan bukan sekedar teori. Yang perlu dimaknai lebih jauh lagi adalah: ‘Apakah tindakannya berpamrih atau tidak?’
Pamrih berarti minta imbalan duniawi atau bendawi. Namun jangan lupa, harapkan imbalan surga pun masih klasifikasi pamrih. Tanpa pamrih tiada harapkan balasan, namun rasa bahagia yang dialami terjadi dengan sendirinya. Balasan langsung dari Tuhan. Karena Tuhan disebut juga Dia Yang Membahagiakan.
Bagaimana definisi tindakan tanpa pamrih?
Indikasinya adalah: ‘Saat melakukan perbuatan tidak lagi menggunakan pertimbangan pikiran.’
Ada suatu ilustrasi menarik dari pelajaran nabi Isa. Suatu ketika beliau memberikan perumpamaan:
‘Dalam suatu kebaktian, ada seorang nenek menyumbangkan hartanya seluruhnya saat mendengarkan seseorang tertimpa musibah. Dengan spontan, si nenek memberikan uang. Jumlah nya tidak besar, tetapi ia memberikan semua milikinya.
Di sisi lain, seorang yang berada juga menyumbangkan uangnya. Ia memiliki pamrih agar dipuji, maka ia memberikan uang yang jauh lebih banyak daripada yang disumbangkan si nenek.’
Yang dilakukan si nenek merupakan Karma Yoga. Tindakan tanpa harapkan imbalan. Ia melakukan tanpa berpikir mengikuti kata hati. Tentu kata hati yang telah disinggasanai oleh Dia Yang Maha Suci. Ia melakukannya tanpa berpikir, spontan. Dan ia merasakan kebahagiaan sejati. Inilah tindakan yang memuliakan jiwa. Tindakan Shreya.
Sedangkan yang dilakukan oleh si orang kaya masih menggunakan pikiran atau pertimbangan, ‘Wah aku memberikan uang yang lebih besar daripada si nenek. Pasti banyak yang memuji.’
Saat kau memberi dengan tangan kanan, usahakan tangan kiri tidak mengetahui
Apa makna dari kalimat ini?
Ada suatu ilustrasi menarik di bawah ini:
Dalam cerita Mahabharata, Karna dikenal sebagai sosok yang sangat dermawan. Ia seorang yang kaya sehingga mandi pun menggunakan gayung terbuat dari emas. Krishna seorang yang dikenal cukup usil atau senang mengganggu orang lain. Ia ingin menguji kedermawanan Karna. Maka ia pun mengubah dirinya sebagai seorang pengemis.
Saat Karna sedang mandi, ia mendatangi. Ketika Karna selesai mandi, Krishna dalam samaran seorang pengemis datang dan meminta gayung emas tersebut. Secara spontan, Karna memberikan dengan tangan kiri. Krishna berkata: ‘Jika mau memberikan sesuatu, berikanlah dengan tangan kanan.’
Karna menjawab: ‘Jika aku memberikan dengan tangan yang lain, besar kemungkinan bahwa keputusanku akan berubah. Karena saat itu, pikiran ku sudah mulai ikut campur. Dan pikiran biasanya akan memilah untung dan rugi.’
Inilah makna dari pepatah yang juga disampaikan oleh nabi Isa. Jika kau memberi dengan tangan kanan, usahakan tangan kiri tidak tahu. Atau sebaliknya. Maknanya adalah, lakukan tindakan secara spontan tanpa melibatkan pikiran. Pikiran yang masih dikuasai oleh pengejaran nafsu hewani akan selalu mempertimbangkan untung-rugi kenikmatan duniawi atau preya.
Ke duanya sama-sama tidak menggunakan pikiran. Reaktif. Namun memberikan hasil yang berbeda.
Reaktif hewani menghasilkan kepuasan sesaat yang berkelanjutan pada penderitaan. Sedangkan:
Karma Yoga membuahkan kebahagiaan sejati.