Kesamaan Sunda-Sindhu dalam pemujaan

Mereka adalah bangsa yang telah berbudaya tinggi. Mereka telah mengenal musik sebagai pengiring lagu saat ritual. Dan ekspresi musik dan lagu sebagai ungkapan rasa cinta pada Sang Pencipta masih digunakan oleh para sufi di daerah Shindi sampai saat ini. Hanya bangsa yang berbudaya tinggi dan berkesadaran bisa me-ekspresikan kekagumannya terhadap Sang Pencipta.

Sepertinya, mereka sadar bahwa kalimat atau kata-kata bisa menimbulkan perdebatan. Untuk menghindari perdebatan yang sering bisa menimbulkan pertengkaran atau bahkan pertumpahan darah di ujungnya, mereka menggunakan musik.  Tampaknya tradisi pujian kepada Tuhan atau alam dengan musik sudah berlangsung selama ribuan tahun.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Suatu tradisi kuno yang dibawa dari asal mereka, Tatar Sunda. Suatu cara yang sepertinya jarang ada di lain tempat saat itu. Mereka membawa tradisi musik dalam ritual doa sebagaimana dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh Fe Institut, Bandung.

Keadaan saat ini

Sindhi

Sampai saat ini, para sufi di Sindhi masih menggunakan musik sebagai cara untuk ungkapkan perasaan cinta pada Tuhan atau Ilahi. Dalam lirik-lirik lagunya, mereka bias dengan bebas berkomunikasi dengan Tuhan. Mereka anggap Tuhan sebagai teman bercanda. Anggap sebagai teman bukan berarti sikap kurang ajar, tetapi menjadi sahabat di kala duka dan senang. Mereka begitu akrab berbicara dengan Tuhan. Itulah bentuk cinta mereka.

Musik membuat mereka ekstase saat berbincang dengan Tuhan. Sekaligus menjadikan mereka insan yang sangat lembut. Suatu kelembutan rasa dari Tatar Sunda. Mengapa masyarakat Tatar Sunda memiliki kelembutan rasa?

Tentu tidak lepas dari budaya dan keadaan daerah hunian. Wilayah Tatar Sunda yang dikenal sebagai Sundara yang berarti indah atau cantik merupakan wilayah yang subur dan makmur. Banyak hewan dan jenis pohon dengan sungai yang mengalir. Kesuburan berkaitan dengan banyaknya gunung berapi. Ini yang menajdkan mereka berwatak lembut. Mereka menghargai tumbuhan, alam dan sinar matahari yang berlimpah. Apresiasi terhadap alam dan kesadaran keterhubungan mereka dengan alam menghantar mereka menjadi masyarakat yang ramah.

Nusantara atau Tatar Sunda

Sepertinya masyarakat Nusantara telah melupakan musik sebagai penghantar ritual yang pernah ditinggalkan oleh leluhurnya, salah satunya Situs Gunung Padang. Musik hanya dikenal sebagai alat hiburan saat ini. Sedikit sekali lagu yang ditujukan untuk menghantar para pelaku ritual ke alam ekstase.

Tiada buruknya kita membawa kembali budaya musik sebagai sarana pemujaan terhadap Tuhan semesta alam. Suatu cara leluhur Tatar Sunda yang dibawa ke Sungai Shindu.

‘Mengapa harus diambil dari Sindhi?’

Ibarat menanam pohon, semakin tua tentu akarnya semakin dalam. Selama ribuan tahun masyarakat Sindh telah menggunakan media musik dan lagu peninggalan leluhur mereka untuk uplifting rasa atau emosi ke arah yang tinggi atau mulia. Musik dan lagu dilestarikan oleh masyarakat Shind untuk mengungkapkan rasa kasih dan cinta ada Ilahi. Yang mungkin mereka sendiri tidak sadar asal usul tradisi tersebut.