Ya, itulah yang terjadi ketika musik Qawwali berkumandang di gedung Persaudaraan Synagoge. Musik Qawwali adalah suatu bentuk lagu pujian kepada Dia Sang maha Pencipta, mungkin bisa dikatakan dzikir. Ingat akan nama Nya.

Ah…. indahnya ketika lantunan lagu pujian berkumandang di Gedung Synagoge. Lagu yang bernafaskan Islami berkumandang di gedung non Islam. Aneh mungkin???

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Tetapi lagu dan musik adalah ekspresi dari kalbu paling dalam. Setiap insan sesungguhnya memiliki jalur khusus saat berhubungan dengan Dia. Tiada satupun aturan yang membatasi. saat ada aturan yang membatasi, yang terjadi bukanlah kedamaian. Yang terjadi di bumi Allah ini perdebatan, dan bahkan sering berujung penganiayaan atau pertumpahan darah.

Musik dan lagu pujian kepada Dia Sang Pencipta merupakan bersifat universal. Tarian tanpa aturan sebagai wujud ekspresi kebahagiaan saat menyanyi diiringi lagu pujian merupakan ekspresi dari kalbu terdalam. Ekspresi cinta pada Ilahi. Saat aturan diberlakukan, pikiran manusia yang penuh ego akan mengambil alih.

Gemulainya pohon ketika tertiup angin juga tanpa aturan. Ia mengikuti irama alam. Tarian yang selaras dengan irama alam memiliki keanggunan tertentu yang tampaknya tidak beraturan tetapi mengandung energi cinta. Mengapa???

Aturan berasal dari pikiran manusia yang bersifat ingin menyeragamkan. Aturan besifat baku, bahkan sering disalahkan dan menjadi perdebatan. Manusia lupa bahwa aturan untuk memudahkan kehidupan, sebaliknya aturan dijadikan alat untuk menyulitkan kehidupan manusia.

Benarkah di alam tidak ada aturan???

Bisa dikatakan tidak teratur, namun tanpa adanya keteraturan alami, dapat dipastikan planet di alam semesta akan saling bertabrakan. Keteraturan menurut definisi manusia dipastikan bertentangan dengan keberaturan alam. Keberaturan alam selaras dengan hukum alam. Aturan manusia berasal dari ego yang terbatas.

Burung menyanyi dengan merdu.Tampaknya tanpa aturan, namun sungguh mencengangkan indahnya. Bahkan seringkali kita terkagum oleh ocehannya. Mungkinkah itu lagu atau sabda Tuhan? Mengapa tidak? Bisa saja itu ungkapan suara Ilahi. Bukankah segala sesuatu yang indah berasal dari Dia. Juga, hanya keindahan dalam diri yang bisa memahami keindahan yang berasal dari sumber yang sama.

Kembali ke musik dan lagu Qawwali yang bergaung di gedung Persaudaran Synagoge. Lihatlah indahnya kolaborasi dalam video ini. Begitu kalbu terdalam tertarik  ke permukaan, tidak seorangpun hadirin dari kelompok Persaudaraan Synagoge beranjak dari tempat duduknya. Mereka mendengarkan dengan kalbu juga. Kalbu adalah ruang Dia bersinggasana. Hanya Dia yang bisa menerima lagu pujian bagi Dia.

Sesuatu yang luar biasa terjadi ketika salah seorang penyanyi dari Persaudaraan Synagoge berkolaborasi dengan para Qawwali untuk melantunkan lagu pujian. Tidak melihat agama atau kepercayaan yang dianut, namun keidahan universal tercipta ketika bahasa kalbu bertemu. Bahasa universal adalah bahasa Ilahi. Bahasa lagu adalah bahasa universal yang difahami melalui rasa oleh setiap makhluk. Karena Dia yang menyanyi, Dia pula yang mendengarkan…

Yang ada, adalah KEMANUNGGALAN…..