Itu kata mereka yang tidak tahu tujuan kelahiran. Tanpa adanya dunia, yang identik dengan materi, tidak ada yang disebut evolusi kesadaran. Evolusi kesadaran terjadi hanya di dunia benda. Dunia dualitas. Tanpa memahami ada yang disebut duka, kita tidak tahu yang disebut suka. Tubuh yang berbadan materi yang bisa merasakan duka dan suka.
Dahulu saya menyebutnya sebagai evolusi jiwa, namun ternyata pemahaman saya bertransformasi. Bukan lagi evolusi jiwa. Jiwa tidak pernah berevolusi. Jiwa dari adanya semesta sampai tiadanya akan tetap eksis. Tanpa jiwa dunia dan alam semesta tidak eksis. Dunia serta alam semesta tanpa jiwa tidak bakal eksis. Jiwa bagaikan layar bagi suatu film. Tanpa ada layar, film tidak akan terlihat. Lantas? Apanya yang ber-evolusi…………. Inilah inkonsistensi. Segala yang konsisten menuju ematian atau kepunahan.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Bukakah alam semesta atau Sang Maha Jiwa juga inkosnsiten? Dia terus berkembang tanpa batas. Jiwa kita hidup selaras dengan semesta, tiada yang disebut konsisten. Inkonsistensi adalah hukum alam, hukum perubahan. Jika menutup diri terhadap perubahan atau pengetahuan baru, kita akan menjadi makhluk yang tidak selaras dengan sifat semesta, berubah. Berkembang tanpa ada batasan. Inilah indahnya dunia. Inilah menariknya hidup di dunia. Dunia yang tidak pasti, inkonsisten…
Oleh karenanya, sangat lucu jika ada seseorang yang mengatakan dunia sudah gila….
Apakah kita semua yang hadir di bumi saat ini waras?
Karena kita tidak waras alias sakit, maka kita masih hadir di bumi. Adalah mereka yang tidak menyadari bahwa dirinya sedang sakit mengatakan dunia gila. Bukan kah kehadiran seorang dokter dibutuhkan di rumah sakit. Demikian pula kehadiran Dia Yang Maha waras hadir untuk menyembuhkan manusia yang lahir di rumah sakit jiwa, dunia.
Mungkin sebagian orang frustasi terhadap dirinya sendiri sehingga mengatakan dunia sudah gila. Bukankah sebaiknya sesama orang gila tidak saling menghujat atau menuduh. Karena sesungguhnya kita semua adalah pasien di dunia ini. Dia Sang Maha Penyembuh hadir. Bagaimana tahu?
Dia hadir dalam bentuk manusia yang berfisik. Tidak mungkin lah Dia hadir di bumi ini tanpa tubuh. Bukankah hanya yang bertubuh bisa merasakan suka dan duka. Panas dan dingin. Dengan bertubuh Dia Yang Maha Tahu bisa berkomunikasi dengan bahasa yang sama. Sesungguhnyalah, Dia juga hadir dalam diri setiap insan. Masalahnya hanya pada porsi.
Para nabi dan avatar memiliki potensi kesadaran akan keilahian diri lebih besar daripada kebanyakan orang. Sedangkan manusia awam memiliki porsi pikiran dunia lebih besar. Di sini lah perbedaannya. Mungkin ada yang bertanya, dibagian manakah Dia hadir?
Di gugusan pikiran atau mind. Koq bisa???
Mari kita renungkan….
Bukankah mind manusia ada di luar diri. Otak adalah alat atau hardware yang digunakan oleh mind untuk bekerja. Tanpa adanya perangkat keras, otak, mind tidak bisa eksis untuk melakukan transformasi bagi dirinya sendiri. Memang aneh yang kita sebut Tuhan atau Sang maha Jiwa.
Dia sendiri menciptakan dirinya. Dia sendiri yang melakukan transformasi dari makhluk yang selalu berpikir masalah materi atau bendawi. Pada akhirnya, Dia sendiri pula yang melakukan trnasformasi agar menjadi makhluk Ilahi. maha Besar Dia Sang Maha Jiwa. Tiada seorang pun tahu kemauan Nya.
Dia yang sutradara…..
Dia Sang pemain panggung sandiwara………
Dia juga pembuat skenario cerita……….
Dia Sutradara. Dia penulis cerita. Dia pemain panggung sandiwara…
Wahai sang pemain Ulung, terima kasih Kau telah menggunakan badan ini untuk bermain di arean permaianan Mu………..
Ingat selalu temans……….
Inilah dunia tempat Dia bermain….
Pikiran mu yang mengatakan dunia ini gila juga berasal dari Dia…
Artinya bahwa si penyebut dubia gila masih ingin bermain lebih lama di dunia…….
Itu juga mau Nya………..
Oleh karenanya, tidak ada salahnya kita menggenapi nama Nya sebagai sebagai Dia Yang maha membingungkan…………..