“Badan, raga, fisik pun, sesungguhnya hanyalah tampak mati, punah, dan sebagainya. Padahal, yang terjadi, setelah apa yang kita sebut kematian, adalah penguraian elemen-elemen alami yang meng-“ada”-kan badan. Yaitu; tanah, air, api, angin, dan eter atau substansi ruang. Elemen-elemen tersebut hanyalah kembali ke asalnya. Kembali menjadi bagian dari alam. Dan di balik itu…Jiwa yang Bersemayam di dalam Badan atau, lebih tepatnya, Jiwa yang menggerakkan badan, menghidupinya – tidak ikut mati, tidak pula terurai. Ia tetaplah Abadi sebagaimana sedia kalanya.

Jiwa inilah identitas diri kita yang sesungguhnya. Bukan badan, bukan indra, bukan mind atau gugusan pikiran dan perasaan – semua itu entah terurai, atau berubah. Tidak demikian dengan Jiwa, yang adalah hakikat diri kita, hakikat diri setiap makhluk.”

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

( Anand Krishna (2014). Bhagavad Gita. Jakarta: Pusat Studi Veda dan Dharma)

Ketika tubuh mati dan kemudian dikubur, dalam waktu beberapa bulan atau 1 tahun semuanya terurai. Membusuk dan mengurai kembali. Dalam keseharian kita mengatakan: ‘Dari tanah kembali ke tanah’ Kemudian diserap oleh tumbuhan, kemudian tumbuhan dimakan oleh manusia dan hewan. Lantas apakah yang tertinggal?

Mind, pikiran dan perasaan. Pikiran dan perasaan bisa eksis di dunia karena adanya otak. Tanpa adanya otak, pikiran dan perasaan tidak memiliki alat untuk meng-ekspresikan diri. Namun sesungguhnya, pikiran dan perasaan tidak abadi. Mengapa???

Pikiran dan perasaan masih merupakan materi, materi yang sangat halus tepatnya.Kualitasnya ditentukan oleh apa yang dipikirkan. Jika yang dipikirkan materi dan semata untuk kenyamanan badan atau indra, tubuh orang tersebut memiliki bobot lebih daripada mereka yang kualitas pikirannya bukan lagi kenyamanan tubuh atau indrawi. Pada umumnya tubuh mereka memiliki bobot yang berbeda, lebih ringan. Ada suatu pengalaman yang menarik, saya memiliki saudara yang amat sangat terikat pada dunia. Semua pikirannya begitu melekat pada kebendaan, saat ia sakit, kami coba mengangkatnya. Ternyata tubuhnya amat berat, walaupun tampaknya tubuhnya kecil.

Dalam suatu penelitian pernah disebutkan bahwa berat roh 21 gram, bisa dibaca disini. Jika ini benar, berarti pikiran serta perasaan yang disebut mind  memiliki bobot berarti ini sebagai materi. Tetapi benarkah mind  ada di dalam badan atau tubuh? Mind tidak ada dalam tubuh kita. Ia ada di luar tubuh kita. Tiada seorangpun yang tahu keberadaannya.  Mind atau pikiran serta perasaan adalah materi yang amat sangat halus yang kemudian dapat dipastikan tidak akan eksis selamanya atau abadi. Materi ini akan terurai secara alamiahnya. Selanjutnya akan muncul pertanyaan lain, energi apakah yang menyatukan atom demi atom sehingga menjadi tubuh???

Jika kita mempelajari susunan air dari unsur kimia, air terdiri dari hidrogen dan oksigen. Para ahli kimia bisa menguraikan air menjadi unsur oksigen dan hidrogen dengan menggunakan energi listrik sebagai katalisator. Demikian pula saat para ahli kimia ingin membentuk air dari unsur hidrogen dan oksigen, kehadiran listrik sebagai katalisator menjadi penting.

Dalam hal ini, kehadiran jiwa sebagai katalisator yang menyatukan atom sehingga menjadi tubuh dan roh, pikiran dan perasaan. Siapakah sang jiwa?

Mungkin kita semua tidak tahu, termasuk saya. Tetapi ketika kita mulai merenung, si marhento mati, apakah aku hilang? Si Fulan akan berkata: ‘Aku Fulan.’ Fulan mati, si Hola berkata: ‘Aku Hola.’ Ternya ‘aku’ tetp eksis, yang mati adalah tubuh yang pernah lahir. Bahkan meja dan benda lain jika bisa berkata, mereka akan berkata: ‘Aku meja; aku kursi; aku buku; dan lain sebagainya.’

Jika kita mau membuka diri dan merenung lebih dalam lagi, ‘Aku’ adalah yang tunggal dan abadi. Dengan kata lain, aku adalah jiwa. Mungkin ada yang tidak mau terima, silakan saja…..

Aku menggunakan tanganku, berarti aku bukanlah tangan…..

Aku menggunakan kakiku, berarti aku bukan kaki………..

Aku menggunakan pikiran/perasaanku, berarti aku bukanlah pikiran atau perasaan…….

Aku tetap abadi walaupun marhento, hola, fulan, holi mati……….

Aku tidak pernah lahir dan tidak pernah mati………

Aku bukanlah materi yang bisa punah…..

Atom pun demikian, selama jiwa eksis, atom tetap ada……

Atom ada sebagai bukti bahwa jiwa ada. Keberadaan materi membuktikan adanya non-materi………

Jika pembaca merasa bingung dengan roh atau gugusan pikiran serta perasaan, dimohonkan maaf…..

Marilah kita sama-sama merenungkan……………..