Kita seringkali tidak sadar bahwa sesungguhnya kita telah berulang kali mati. Bukan dahulu, tetapi saat hidup sekarang ini. Sebagaimana hasil penelitian dari para ahli kedokteran, setiap sel dari tubuh kita berganti tiap 5-7 tahun. So, jika seseorang umur 70 tahun, sesungguhnya ia sudah berganti sel 9-10 kali. Dengan kata lain, tubuh kita sudah mati 9-10 kali. Jadi ketika kita melihat photo berumur 10 tahun, kita hanya melihat photo jasad atau mayat. Tubuh saat umur 10 tahun bukan lah tubuh kita yang sekarang.

Lha koq kita bisa ingat? Bagaimana dengan ingatan? Kita bisa mengingat semua peristiwa saat umur 10 tahun. Jelasnya yang terus ada adalah memori. Bukan tubuh. Dengan demikian, sesungguhnya pikiran kita tetap eksis walaupun sel otak dan tubuh sudah berganti berulang kali. Dengan kata lain, walaupun nanti kita mati sungguhan, gugusan pikiran atau mind tetap ada. Yang terurai kembali jadi atom adalah tubuh kasar kita.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Gugusan pikiran serta perasaan ini masih ada walaupun tubuh punah. Inilah yang disebut dengan ruh. Gugusan pikiran dan perasaan ini masih bisa memiliki rasa dendam. Semua hal yang membuat pikiran cemas, marah, iri serta ketakutan masih tetap eksis. Jika rasa kemarahan terhadap seseorang begitu kuat, maka roh ini akan terus bergentayangan mencari orang yang amat tidak disukainya. Atau jika si gugusan pikiran serta perasaan sangat terikat terhadap dunia, tak pelak lagi gugusan perasaan serta pikiran terus memburu orang yang tidak disukainya.

Rasa amarah dan kebencian adalah penderitaan menyebabkan seseorang lahir lagi ke dunia. Silakan melakukan suatu percobaan. Silakan tuliskan semua peristiwa yang menyenangkan dan yang membuat anda menderita pada suatu kertas. Dapat dipastikan bahwa list atau daftar yang anda anggap penderitaan pasti lebih banyak. Ternyata mengingat penderitaan jauh lebih mudah daripada menuliskan emosi yang terjadi karena rasa senang dan bahagia. Singkat kata, penyebab terjadinya kelahiran kembali adalah eksistensinya bibit suka atau duka. Dominasi penderitaan ini membuat mind tidak bisa lenyap.

Jika kita ingat kembali akan proses suatu benda misalnya, tiada-ada-tiada. Demikian juga dengan alam ini. Pada awalnya tiada-ada dan kembali ke tiada. Tubuh dan mind atau gugusan pikiran manusia juga tiada pada awalnya. Setelah manusia mai tubuhnya dan terurai, keberadaan mind tidak hilang atau punah seperti tubuh kita. Ia tetap eksis walaupun tubuh tiada. Sama saja ketika manusia masih hidup. Walaupun tubuh kita 10 tahun yang lalu, toh kita masih ingat semua kejadian 10 tahun yang lalu.

Dengan kata lain, sesungguhnya mind adalah kumpulan dari  gugusan pikiran dan perasaan yang terus eksis. Pada hal, sebagaimana proses alam, kumpulan atau gugusan pikiran dan perasaan ini seharusnya juga punah. Karena ia bukan materi bentukan. Dahulunya, ia juga tiada-ada. Inilah sebabnya, ia juga harus punah. Keberadaannya di alam ini sudah tidak sesuai dengan hukum alam. Ia tidak abadi, oleh karenanya harus juga punah atau terurai.

Korelasi antara tubuh dan mind

Ada beberapa kali bukti bahwa ada orang yang meninggal setelah puluhan tahun, namun tubuhnya tidak membusuk, masih utuh. Dan lucunya, banyak orang mengunggah di jejaring sosial membanggakan bahwa ia orang suci. Terbukti tubuhnya tidak membusuk. Benarkah pendapat demikian???

Sama sekali salah….

Tubuh yang tidak terurai sesungguhnya berlawanan dengan hukum alam. Jika orang tersebut dianggap orang baik atau suci, pasti para nabi atau avatar tubuhnya juga masih ada. Siapa yang lebih baik atau suci daripada para utusan Tuhan?

Just for the fun of IT….

Keberadaan tubuh hanya membuktikan bahwa si mind atau gugusan pikiran begitu terikat pada tubuhnya. So, berbahagia lah jika saat mati tubuh kita terurai dengan cara dimakan cacing tanah. Artinya kita bukan termasuk orang yang sangat terikat pada tubuh. Mari kita simak. Bukan kah semua isi dari mind adalah semua hal yang bersifat duniawi? Itulah sebabnya mind masih disebut materi. Karena ia materi, walaupun sangat halus, tetapi ia tetap sebagai materi. Ia bukanlah jiwa. Jiwa bukan materi. Keberadaannya pun tidak terdeteksi, tetapi ada. Karena tanpa adanya jiwa, semua benda di bumi tidak bisa eksis.

Memang inilah lucunya kehidupan. Yang membentuk mind adalah jiwa. Kemudian agar sesuai dengan hukum alam yang dibuat oleh ang Maha JIwa, mind pun harus punah atau terurai sebagai sifat alaminya, tiada.

Semakin direnungkan semakin lucu. Semua permainan maya Sang Maha Jiwa. Tujuannya????

Just for the fun of IT……