Bagaimana tidak? Teriakan ini membuktikan keterpisahan antara hamba dan Tuhan. Merasa bisa membela Tuhan. Saat merasa bisa membela, saat itu terjadi keterpisahan. Ketika mengatakan keterpisahan, ia sudah mengingkari ayat atau pesan Suci Baginda Rasulullah SAW.

‘Tuhan lebih dekat dari urat lehermu’

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Artinya tidak ada keterpisahan antara Tuhan dan manusia. Saat terjadi leterpisahan, saat itu juga tiada kehidupan. Kehidupan berarti perkembangan. Boleh dikatakan pikiran gila…… Tiada yang melarang. Tetapi coba rasakan…

Bukanlah kesombongan ketika menyatakan keterpisahan. Mengapa? Jika merasakan diri tiada keterpisahan berarti juga harus mengakomodir sifat yang selama ini anda sematkan pada Dia. Pemaaf, sabar, suci, dan lainnya sebanyak 99 nama. Sifat itu yang mesti dilakoni ketika ayat di atas ada pada diri setiap insan Nya.

Ketika seseorang sombong, ia adalah seorang yang tidak berani bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Bukan kah dalam kitab suci yang sama juga dikatakan bahwa setiap orang bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri? Bahkan lebih detail dikatakan bahwa setiap anggota tubuhmu bertanggung jawab atas perbuatannya.

Semakin orang merasa bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri, ia akan semakin rendah hati. Ia semakin takut untuk melakukan perbuatan yang di kemudian hari akan berakibat pula pada dirinya. Ia tidak lagi bisa menipu dengan beralasan bahwa perbuatan buruknya akan bisa dibeli dengan perbuatan baik. Di sana merampok duit rakyat, di sini beramal pada anak yatim. Ia telah memperkosa hukum Tuhan. Hukum sebab – akibat.

Banyak orang yang menagnggap Tuhan tukang pencuci dosa. Ah…menyumbang sekian lah dari hasil rampokan duit rakyat. Cukup sekian persen, dan ia menyuruh Tuhan mencuci dosanya. Enakkk sekali cara berpikir seperti inj. Ia lupa bahwa perbuatan baik dibalas baik. Perbuatan buruk dibalas buruk. Jika perbuatan buruk bisa dibeli perbuatan baik, ini bukan hukum timbal balik. Ini hukum dagang. Hukum manusia yang suka suap menyuap. Mengapa masih menggunakan hukum manusia yang penuh tipu daya ketika berusan dengan diri sendiri?

Baca dan renungkan yang ditemukan oleh DR. Masaru Emoto. The Hidden Massage from Water. Buka www.masaruemoto.com, bukankah ini pesan dari Dia juga. Pesan ntuk mengingatkan bahwa tubuh manusia teridiri dari 70 persen air. So, saat kita berpikir buruk terhadap orang lain sesungguhnya kita sudah menciderai diri sendiri.

Pesan yang sama juga disampaikan pada seorang dokter dari Jepang yang melakukan penelitian bahwa saat kita bersyukur dan berpikir serta berbuat baik, maka tubuh menghasilkan hormon beta endophin. Hormon yang membuat tubuh sehat. Sebaliknya, ketika pikiran kita marah, kecewa, sakit hati, dendam dan marah, saat itu tubuh menghasilkan hormon beracun yang disebut nor – adrenalin. Silahkan baca buku The Miracle of Endorphin by Dr. Shigeo Haruyama. Inilah ayat Ilahi ang bertebaran di muka bumi. Pesan tidak harus disampaikan melalui agama tertentu.

Suka – suka Dia. Memang kita yang memiliki kewenangan mengatur Tuhan??? Bukan kah jika kita menganggap bahwa pesan suci harus disampaikan oleh orang agama tertentu sesungguhnya kita juga sudah berpikir melenceng dari kitab suci yang diyakininya? Bukan kah jelas tertulis bahwa Ayat Tuhan beretbaran di ats bumi. Bukan kah ‘Wajah Allah di barat, timur, dan di mana – mana? Kenikmatan apa lagi yang kau ingkari?

Semoga kita selalu ingat pesan suci. Tuhan lebih dekat dari urat lehermu. Ini bukan kesombingan, sebaliknya merasa bertanggung jawab bahwa sifat yang terkait dengan Dia semestinya menjadi laku kehidupan. Sabar adalah pintu ntuk menembus gerbang Nya….