Pernyataan yang seringkali diucapkan oleh mereka yang ingin melakoni perjalanan spritual Banyak dari mereka yang menyatakan bahwa ketika duduk hening atau silent sitting ‘merasa’ mengalami kekosongan. Menurut pendapat mereka, pengalaman ini dikatakan bahwa sudah sampai pada kasunyatan atau kekosongan. Benarkah?
Bisa saja itu hanya halusinasi. Tetapi apakah manfaatnya bagi kita? Bukankah pencapaian seperti itu hanya untuk dipamerkan? So what gitu lho? Bukankah melakoni perjalanan spiritual merupakan perjalanan diri sendiri? Jika demikian, untuk apa mengatakan pada orang lain bahwa saat saya melakukan meditasi yang dalam hal ini dilakukan dengan duduk diam atau silent sitting, saya mengalami berada dalam alam kasunyatan atau kekosongan.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Dari pernyataan tersebut terbukti bahwa pengalaman tersebut hanyalah perasaannya saja. Mengapa demikian? Karena ketika seseorang masih bisa mengatakan bahwa SAYA mengalami, berarti masih ada kata saya atau aku atau diri atau ego. Jika masih bisa mengatakan ‘saya merasa’ berarti belum sampai pada kasunyatan.
Selain itu, pernahkah kita merenungkan tentang makna kekosongan itu sendiri. Benarkah ada satu tempat pun di alam ini yang kosong secara absolut? Mari kita perhatikan di sekeliling kita. Yang kita sebut ruang kosong di bumi ini pun sesungguhnya tidak benar-benar kosong. Bukankah sinar matahari bisa kita rasakan kehadirannya. Jika kosong absolut tidak akan ada sinar matahari.
Berdasarkan pengalaman kita, saat hujan lebat jalan tidak memantulkan sinar. Cahaya lampu terserap oleh basahnya air pada permukaan jalan. Ketika jalan kering, kita bisa melihat lebih jelas. Karena saat itu cahaya lampu dipantulkan oleh permukaan jalan yang kering. Kemudian, kadang ketika sedang membawa mobil, sering terkagetkan oleh orang yang menyeberang mendadak. Sorot lampu mobil terserap oleh baju orang tersebut.
Jadi sinar matahari tiba di bumi dan dapat kita lihat disebabkan pantulan dari partikel debu. So, apakah ruang di sekitar kita bisa disebut kosong?
Semua benda terdiri dari molekul. Setiap molekul terdiri dari atom. Walaupun sampai saat ini belum ada yang mampu membuktikan adanya atom, namun teori para ahli fisika menyatakan bahwa atom masih terdiri dari neutron dan elektron yang selalu bergerak. Bila partikel yang disebut sebagai elektron dan neutron bisa bergerak, berarti antara ke duanya ada ruang kosong. Jika tidak ada space atau ruang kosong, tidak mungkin ada pergerakan.
Bayangkan dalam partikel yang kita sebut atom saja masih ada ruang kosong. Sedangkan kita sendiri belum bisa membuktikan secara nyata tentang adanya atom itu sendiri. Lantas apa yang disebut ruang kosong?
So, secara nyata atau kasat mata sesungguhnya yang disebut ruang yang absolutely kosong tidaklah ada. Jadi yang disebut kekosongan itu tampaknya hanya ada dalam perasaan. Alam rasa yang dinamakan kekosongan absolut ada. Namun, selama pikiran masih berisikan materi duniawi, apakah mungkin mencapai alam kekosongan? Pada kenyataannya sangat sulit menghapuskan semua ingatan tentang segala sesuatu yang pernah kita lihat, dengar atau rasakan.
kebebasan sejati atau moksha terjadi ketika kita bebas dari keterikatan alam benda.Bisa jadi yang disebut sebagai kasunyatan sejati adalah moksha itu sendiri. Dan ketika hal itu terjadi, maka yang ada rasa kebahagiaan itu.
Selama ini kita tidak bisa bahagia karena kemelekatan terhadap segala pengalaman suka dan duka. Suka karena keinginan terhadap sesuatu dapat dipenuhi. Menderita karena keinginan atau harapan kita tidak terpenuhi. Semua pengalaman mengisi koper atau tas memori kita. Ini yang menjadi beban atau penjara bagi sang jiwa.
Adalah perjuangan manusia untuk membebaskan atau mengosongkan segala memori pengalam suka dan duka. Keberhasilan membuang segala pengalaman ini membuat perjalan perpindahan dari alam kasar ke alam halus berjalan mulus dan tidak menyakitkan……..
Itualah KEKOSONGAN……….
Itulah TUHAN……
Itulah KEBAHAGIAAN…….