Ya, itulah yang sering kita alami bahwa sesungguhnya segala pujian bahwa diri kita bermoral, rajin bersembahyang atau pergi ke tempat ibadah ataupun rajin bersedekah dan lain sebagainya yang menurut orang banyak baik sangat berbahaya. Mengapa?

Pujian orang di sekitar kita bisa membuat kita mabok dan merasa diri paling baik. Yang mereka puji dan sanjung hanyalah yang tampak oleh pandangan mereka dan yang sesuai dengan yang dilakukan oleh orang banyak. Mungkin ada yang yang tidak setuju, bukan kah yang dianggap benar oleh orang banyak dapat dipastikan baik? Benarkah demikian?

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Segala pujian membuat kita tetap terikat pada tubuh. Jika kita menganggap baik bagi orang lain sesungguhnya yang dianggap baik jika sesuai dengan kaidah moral sebagaimana yang mereka inginkan. Padahal keinginan manusia sering kali tidak selaras dengan keinginan alam. Pendek kata pendapat umum sering tidak selaras dengan berita baik yang disampaikan para suci dan avatar. Para suci dan avatar menyampaikan segala sesuatu yang baik bagi evolusi jiwa, bukan tubuh. Pendapat baik yang dikatakan orang banyak membuat kita semakin terikat pada bumi.

Ah…., kita lupa bahwa saat para suci dan nabi membagikan kebaikan pada zaman itu, malahan dianggap sesat. Socrates dan Galileo mendapat cercaan orang banyak karena mereka menyampaikan hal yang bertentangan dengan pendapat orang banyak. Socrates dihukum dengan meminum racun oleh orang banyak karena mengingatkan hal yang baik bagi pertumbuhan jiwa. Galileo dianggap sesat ketika menyampaikan bahwa bumi bulat adanya. Tampaknya segala sesuatu yang belum waktunya disampaikan dianggap sesat.

Sayangnya, banyak orang lupa akan hal ini. Saat inipun ketika kita menyampaikan kebenaran yang sesungguhnya masih dianggap sesat. Penyakit lupa bahwa kebenaran sejati hanya dimiliki oleh golongan minoritas masih begitu lekat dalam ingatan banyak orang. Kebanyakan orang belum menyadari bahwa perjalanan ke dalam diri untuk menemui Dia yang ada dalam diri tetap saja dianggap berita bohong dan sesat.

So, penyakit manusia masih saja sama dari dulu hingga sekarang. Hanya melihat hal luaran atau kulit. Mengikiti arus kebanyak orang adalah penyakit ketakutan manusia. Penyakit tidak percaya diri. Tentu bukan diri yang dicantumkan pada identitas diri seperti KTP, SIM atau kartu identitas lainnya. Diri sejati manusia sesungguhnya sangat powerful. Sangat dahsyat… Kita masih saja pada kesadaran tubuh yang jelas amat sangat terbatas.

Kita belum juga sadar bahwa segala bentuk kasar hanya bersifat sementara. Tiada satupun bentuk kasar yang abadi. Semua yang bernetuk kasar dapat dipastikan berubah. Sesaat ada di lain saat berganti bentuk. Tubuh kita saat ini tidak sama dengan bentuk tubuh 10 tahun yang lalu. Dunia kedokteran telah membuktikan bahwa setiap 6-7 tahun setiap sel tubuh kita berganti. Tetapi ingatan tetap ada.

Tingglkan kenangan yang bahagia sehingga masih dapat diingat terus. Jangan menciptkan kenangan sedih sehingga 10-15 tahu lagi masih teringat. Bisakah??? Bisa atau tidak tergantung kita sendiri. Kita adalah pencipta kenangan kita. Kita adalah sumber segala permasalahan. Bukan kah kita GOD???

G sebagai kepanjangan Generator = pencipta atau penghasil.

O sebagai kepanjangan Operator = pemelihara

D sebagai kepanjangan Destroyer = penghancur atau pemusnah

Segala sumber masalah adalah kita penciptanya. Kita juga yang memelihara atau mengoperasikan masalah. Jika kita anggap sesuatu tidak atau bukan masalah, orang lain juga akan menganggap demikian. Ini bisa terjadi jika kita bisa menerima segala kemungkinan serta menerima setiap keadaan. Sulit mas!!!! Betul memang sulit. Apakah para avatar atau para suci saat menyampaikan berita kebenaran sejati mudah??? Toh mereka tetap menyampaikan walaupun banyak tantangan yang dihadapi…

Mereka kan nabi……..

Nah itulah paradigma yang kita selalu tanamkan dalam otak kita. Kita lupa bahwa para suci dan avatar juga manusia. Mereka hidup sebagai manusia biasa. Mereke juga lahir dari rahim