Slogan “Jadilah Diri Anda Sendiri!” tidak bermakna dan tidak bernilai apa-apa, jika Anda tidak memahami terlebih dahulu, “siapa sesungguhnya diri Anda”. Bagaimana bisa menjadi diri Anda sendiri, jika Anda tidak tahu siapa atau apa diri Anda.

Apa yang biasanya kita definisikan sebagai ‘diri’ kita adalah fisik kita, badan kita – paling banter mind (gugusan pikiran dan perasaan) kita yang tidak lain merupakan kumpulan pikiran, emosi, obsesi, memori, mimpi, dan lain-lain. Kita masih harus mencari apa sesungguhnya “diri” sejati kita.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

(This is Truth That too is Truth by Swami Anand Krishna, www.booksindonesia.com)

Banyak dari kita mengatakan: “jadilah dirimu sendiri”. Bahkan banyak motivator mengatakan hal senada. Tetapi saya percaya bahwa banyak motivator yang berkata seperti itu tidak mengerti ‘diri yang mana yang dimaksudkan. Jika mereka hanya berorientasi pada keberhasilan materi, maka yang dimaksud pastilah diri sebagai tubuh.

Saab itu yang difahami, dapat dipastikan dunia akan kacau. Karena setiap orang akan berbuat semaunya. Dunua tidak akan damai selama masih memaknai ‘diri’ sebagai pikiran, emosi, memori, dan obsesi. Semua orang berobsesi untuk memiliki duit banyak, maka setiap orang hanya fokus pada hasil. Segala cara dilakukan.

‘Diri’ dimaknai sebagai tubuh, maka orang berlomba menghias tubuhnya sebagaimana keinginannya. Karena itulah yang mereka anggap ‘diri’. Segala sesuatu yang berhubungan dengan tubuh. Ada yang menganggap diri sebagi penampilan, maka ia menghiasi tubuhnya dengan tatto. Ia menganggap itulah jati dirinya. Ada yang berkeyakinan dengan tekun disertai segal macam ritual, karena dianggap keyakinan dirinya adalah cara beritualnya. Ia anggap itulah ‘diri’.

Pikiran yang menghasilkan ide cemerlang sebagaimana anggapan orang banyak bisa juga dianggap sebagai ‘diri’ nya. Dengan demikian, ia menuangkan segala hasil pemikirannya dan dengan pongah berkata: ‘Inilah saya dengan hasil pemikiran saya’. Ia lupa selama masih ada kata ‘saya’, ia belum kenal diri sejati.

‘DIRI’ sejati tidak dikenal. Tidak dapat diidentifikasikan. Tidak dapat digambarkan sebagai apapun. Dia yang mengadakan semuanya. Ia lapisan terdalam dari bawang. Kupas lah terus bawang, dan anda akan menemukan ‘DIRI’ sejati anda.

Saat menyadari ‘DIRI’ sejati Anda, baru bisa mengatakan; ‘Jadilah DIRI sendiri’, maka dunia pun akan menjadi damai dan tenteram. Selama ‘diri’ didefinisikan dengan bentuk atau keyakinan atau pun pikiran tertentu, dapat dipastikan ada perdebatan. beda warna atau pun bentuk ataupun juga cara berpikir akan berujung pada keinginan untuk dimenangkan atau dihargai. Inilah EGO……

Saat seseorang kenal jati ‘DIRI’, ia tidak lagi bisa berkata lain kecuali kebenaran dan kebajikan bagi pertumbuhan jiwa sesama makhluk…… Ia akan melayani tanpa rasa pamrih. Pamrih adaah definisi pikiran. Kata pamrih tidak ada dalam kamus mereka yang kenal ‘DIRI’ sejati……

Sulit????

Memang, tetapi itulah yang sudah dilakukan para suci dan avatar…….