Sering kita lihat seseorang berkata bahwa ia bisa menangkap hantu, mungkinkah? Saya suka merenungkan. Dan berkat pengetahuan saya yang bertumbuhkembang seiring dengan berlangsungnya latihan meditasi di sini, maka saya bisa mulai bisa meraba bahwa sesungguhnya yang namanya hantu tidak akan bisa ditangkap.
Apakah yang disebut hantu? Roh penasaran, itulah hantu. Roh sebagaimana pernah saya ulas pada artikel sebelumnya merupakan mind serta emosi dan turunannya. Mind adalah gugusan pikiran. Siapa yang kenal jenis dan seperti apa pikiran? Bukankan ini juga getaran?
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Adanya hantu karena frekuensi pikiran. Pendek kata, ketika frekuensi pikiran kita pada getaran rendah, maka hantu atau pikiran yang penasaran atau tidak sadar bahwa tubuhnya telah tiada bergentayangan. Ketidaksadaran akan ketiadaan tubuh ini menyebabkan ia selalu mendekati orang terdekat untuk berkomunikasi. Jadi sesungguhnya hantu tidak bermaksud menakut-takuti, ia ingin komunikasi saja. Tetapi karena kita tahu bahwa orang ini sudah meninggal, kita yang ketakutan.
Belajar dari sini, kita sendiri yang menciptakan ketakutan itu. Pertanyaan selanjutnya adalah: ‘Mengapa kita bisa takut?’
Kita takut karena memang senang membuat orang lain takut. Rasa takut sudah ada dalam diri kita. Mari kita perhatikan. Mereka yang sering atau suka film horor sesungguhnya adalah orang penakut. Dengan kesukaannya menonton film horor, ia sedang memperbesar rasa takutnya. Dan ia merasa nyaman di zona frekuensi para hantu. Sesungguhnya mereka yang takut berada di level energi rendah.
Semuanya tersambung karena tingkat frekuensi. Untuk mengatasi ketakutan, kita harus menaikkan level atau tinkgkat frekuensi energi kita. Saat sedih, frekuensi kita berada di tingkat rendah. Saat kita ceria atau bersyukur, kita berada di level frekuensi tinggi.
Berdasarkan pemahaman saya ini, sesungguhnya ketika bisa melihat hantu, kita berada pada frekuensi rendah. So, agar kita terhindarkan dari melihat hantu, kita harus menaikkan frekuensi kita sehingga tidak terhubung.
Keterbukaan pikiran terhadap semua pengetahuan akan menjadikan seseorang terhubung dengan energi alam semesta. Ayat Tuhan tersebar di muka bumi, saat kita bisa membaca ayat alam, kita terhubung dengan alam semesta. Saat itu kita bukan pada frekuensi rendah. Inilah sebabnya mereka yang bisa terhubung dengan alam semesta, tidak lagi memiliki rasa takut terhadap yang disebut hantu. Bukankah mereka juga gugusan pikiran serta perasaan manusia yang tertinggal setelah badan habit masa pakainya?