Kebanyakan orang mengatakan berkah terbesar adalah mendapatkan harta banyak sehingga punya rumah, mobil bagus serta akhirnya pergi ke tempat suci yang banyak orang telah mengunjunginya. Tetapi ketika saya merenungkan, semuanya berkaitan dengan materi dunia. Dan bila kita melakukan semuanya, kita semakin terjebak di alam kenyamanan indrawi.

Tidak dipungkiri bahwa harta dibutuhkan. Para pencari spirirual pun dapat dipastikan membutuhkan harta. Tanpa adanya uang, jangan berharap kita bisa menempuh perjalanan spiritual. Mengapa??? Kesehatan tubuh menjadi suatu hal penting bagi penempuh perjalanan menuju Sang Maha Sadar, Kesadaran Murni. Saat tidak punya uang, bagaimana bisa menuju ke suatu tempat perkumpulan para pejalan? Tanpa tubuh sehat, fokus pikiran akan terus diarahkan pada tubuh yang sakit. Para pelaku spiritual tidak bisa melakukan latihan pribadi dalam keadaan lapar karena tidak bisa makan. Singkat kata, uang sangat dibutuhkan bagi pejalan spiritual. Tetapi jika kita terjebak dalm penggunaan uang tidak tepat, kita semakin terjerumus dalam pemenuhan instink hewani.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Namun, uang bukan tujuan kehidupan. Gunakan uang sebagai sarana untuk mentuntaskan tujuan kelahiran, kebebasan murni atau moksha. Bebas dari sara cemas, amarah, sedih, kecewa, takut, sakit hati serta hal lainnya yang membuat emosi kita senantiasa tidak stabil. Emosi negatif sangat mengganggu pejalan spiritual. Saat kita terbebaskan dari segala emosi yang menghambat perjalanan jiwa menuju kemuliaan, saat itulah menjadi Juara Sejati.

Kebebasan sejati inilah berkah terbesar. Saat kita bisa bebas dari penilaian dunia luar, kita merasakan kebahagiaan. Seringkali, kita tidak bisa mengungkapkan rasa hati terdalam karena takut. Ketakutan ini telah ditanamkan sejak usia dini. Semua kata orang sekitar kita yang menyiratkan pelarangan akan membekas dalam diri kita. Saat seseorang mengatakan sesuatu yang bernuansakan pelarangan, satu synap terbentuk. Semakin banyak kata yang membuat diri kita takut bertindak, semakin banyak synap berkaitan dengan tindakan bebas kita terbentuk. Inilah yang menyebabkan kita merasa takut, khawatir, cemas serta amarah juga sakit hati, dan lain-lainnya.

Untuk menggapai kebebasan sejati ini, kita harus menemukan identitas sejati diri kita. Catatan penting: Penemuan identitas diri sejati tidak hanya satu kali, kemudian selesai. Hanya merupakan awal saja. Yang sulit adalah tetap mempertahankan hidup dalam kesadaran. Untuk itu, peran Guru Sejati sangat dibutuhkan. Seorang Guru Sejati tetap mendorong kita agar berkiblat pada Guru yang ada dalam diri sendiri. Sehingga da;am keseharian atau pandangan umum; Seakan seorang Guru Sejati ‘tampaknya’ memperbudak; hanya si pelaku yang tahu tentang tujuan seorang Guru Sejati. Dalam tahap inilah, seorang pencari sejati harus mampu bertahan menghadapi kecaman atau pandangan masyarakat unum.

Seorang pencari sejati sangat meyakini tujuan kelahirannya. Keyakinan tak tergoyahkan inilah yang membuat ia bisa bertahan dari segala hantaman gelombang dari orang yang tidak tahu makna tujuan kelahiran. Tidak mudah memang. Itulah sebabnya, para Guru Sejati selalu mengatakan bahwa perjalanan menuju kesejatian diri penuh onak dan duri. Penuh darah dan rasa sakit.

Kesadaran pada seorang Guru Sejati terletak pada keyakinan diri sendiri. Jangan melihat ‘Siapa yang memberikan tetapi fokuslah pada Apa yang diberikan.’…

Kemampuan untuk tetap bertahan dalam perjalanan inilah berkah terbesar. Saat kita mampu, kita bebas dari cengkeraman hipnosis massal.