Tidak mungkin sobat. Mengapa? Karena yang pertama dilihat adalah fisik si wanita. Kemudian pikirn melayang membayangkan yang macam-macam. Berandai-andai. Baru setelah itu kita mulai berkenalan. Dan selanjutnya dengan pacaran dan sebagainya. Apa mungkin pacaran tanpa sentuhan? Bisa saja di zaman Siti Nurbaya. Mengapa bisa?
Karena saat itu belum ada referensi film atau televisi. Atau film porno. Pikiran masih bersih dari referensi berbuat yang ngeres. Tapi bagaimana dengan naluri hewani atau insting hewaniah yang berada dalam setiap manusia? Secara insting dasar, setiap manusia ingin melakukan hubungan seks. Tetapi dalam otak manusia ada baian otak yang disebut neo-cortex. Dalam otak inilah intelejensia berkembang.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Intelektual selalu berhitung untung rugi. Nikmat tidak berhubungan dengan wanita. Semua masih pada lapisan fisik. Tetapi Tuhan mengirimkan para suci dan nabi untuk mengingatkan bahwa ada jiwa yang perlu dibebaskan. Jiwa setiap insan selama ini terjebak dalam ke-akuan manusia. Jebakan yang diciptakan sendiri karen pengkondisian masyarakat yang juga tidak sadar.
Pengkondisian ini mesti dilepaskan pada saat hidup di dunia. Di dunia inilah Tuhan ada. Dia diperlukan untuk mengingatkan bahwa keberadaan manusia di bumi karena dalam kondisi pemulihan. Manusia bisa pulih menjadi jiwa murni jika dan jika bisa melepaskan keterikatan terhadap identitas dirinya.
Jiwa murni + pikiran = manusia.
Sang Jiwa Murni – pikiran = Hyang Agung. Jika anda tanya, siapakah Hyang Agung? Saya tidak bisa menjawab. Jawaban tidak bakal memuaskan pertanyaan anda. Bagaikan jika ada yang bertanya, bagaimana rasa gula? Manis. Bagaimana menjelaskan rasa manis jika tidak disuruh mencicipinya sendiri. Berlembar kertas tidak bisa menjelaskan rasa manis. Ambil gula, tempelkan di lidahnya.Baru dia tahu rasa manis.
Keterterikan seorang pria atau wanita mesti dari bentuk fisik terlebih dahulu. Adalah bohong adanya jika ada seorang pria berkata bahwa ia tertaik pada iman si wanita. Coba saja test. Cari seorang buruk rupa tetapi beriman. Bisakah si pria pembual tersebut mencintainya?
Semua berawal dari fisik. Karena inilah lapisan terluar dari diri kita.
Seorang bisa berhubungan seks karena yang pertama ia sudah membayangkan terlebih dahulu. Dengan kata lain, sesungguhnya si pria sudah melakukanhubungan seks dalam pikirannya. Badan kemudian menyusul reaksinya. Tanpa membayangkan, tidak mungkin terangsang. Oleh karenanya diperlukan pemanasan erlebih dahulu sebelum ML. Dengan cara ini, si pria atau wanita mulai membayangkan. Semua berawal dari hubungan seks secara imajinasi terlebih dahulu.
Jika kita sedikit resapi, semuanya permainan pikiran. Kita semua jadi budak pikiran. Jika ingin menjadi manusia sempurna, tarik diri lah dari pikiran. Manusia sempurna adalah manusia minus pikiran. Bukan berarti tanpa pikiran, tetapi anggap pikira sebagai partner. Bukan sebagai tuan. Sehingga kita tidak jadi budak pikiran…