Aneh sekali kalimat di atas. Dan seringkali kita juga begitu. Ketika seseorang minta maaf atau ampun kepada kita, dengan sedikit arogan kita menjawab, “Minta ampunlah kepada Tuhan”
Apa urusannya dengan Tuhan? Memang Tuhan rugi jika kita melakukan kesalahan yang berarti melawan aturan alam. Aturan alam adalah kasih mengasihi sesama maupun alam sekitar. Tuhan tidak rugi jika kita berbuat kesalahan.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Yang rugi adalah diri sendiri sesungguhnya. Tuhan tidak membutuhkan permintaan maaf kita. Saat melakukan kesalahan, sesungguhnya kita merusak diri sendiri. Bukan orang lain…
Minta ampun? Bagaimana caranya? Kita sendiri bingung jika disuruh menjelaskan. Coba saja tanya pada mereka yang mengatakan demikian.
Kebanyakan dari kita hanya latah mengatakan sesuatu yang kita sendiri belum pernah melakukan. Untungnya mereka tidak menanyakan.
Taubah atau tobat, itulah yang mesti dilakukan. Memaafkan diri sendiri adalah yang paling sulit dilakukan. Taubah berarti melakukan perjalanan ke dalam diri. Inilah yang dimaksud dengan minta ampun kepada Tuhan.
Bukankah Tuhan lebih dekat dari urat lehermu? Ini salah satu ayat dari satu diantara kitab suci yang ada. Lebih dekat dari urat lehermu berarti tiada keterpisahan antara Tuhan dengan kita. Dimana letaknya?
Semesta pun tidak mampu menampung keberadaan Nya. Karena seluas apapun jagat raya ini, masih bisa diukur. Walaupun orang menyebutkan, jaraknya sekian miliar tahun cahaya. Masih bsa dikatakan dalam bilangan. Namun luasnya hatimu?
Tiada seorangpun yang bisa mengukur. Inilah sebabnya hati manusia merupakan singgasana bagi Tuhan. Jadi minta ampun kepada Tuhan tiada lain tiada bukan hanya dengan carai melakukan perjalanan ke dalam diri masing-masing.
Jika hati sudah merasa tenang kembali berarti sudah diampuni. Tentunya teman atau seseorang yang kita perlakukan tidak semestinya memberikan maaf terlebih dahulu. Jika permintaan maaf kita tidak bersambut, hati kita pun menjadi gelisah.
So. berikan senyuman setulusnya dan balaslah jika ada kerabat atau teman minta maaf terhadap kita. Memang seringkali lucu jika kita menjawab, minta ampunlah kepada Tuhan. Sementara kita sendiri tidak mau memberikan maaf.
Inilah arogansi diri kita..
Tidak sadar bahwa jawaban kita tersebut akan semakin membuat teman atau kerabat kita semakin menderita. Memang siapa diri kita, memaafkan saja tidak bersedia? Kita lupa bahwa saat itu sesungguhnya kita pun sedang memutuskan tali silaturahim dengan Tuhan.
Ketika hati penuh amarah dan tiada mau memaafkan, kita menutup pancaran cahaya ilahiah dari luar diri mengalir ke dalam diri kita. Kita menyerahkan diri pada setan yang ada dalam diri kita. Kita penyembah setan pikiran dan emosi sendiri. Orang tersebut tidak bersalah, kita yang menambah kesalahan kita sendiri..
Salam merenungkan…………