‘Hyang Ilahi Maha Kuasa dibatasi oleh kesadaran dan pengetahuan Anda yang terbatas. Seluruh definisi Anda tentang Hyang Maha Kuasa adalah sekedar kepingan-kepingan kebenaran. Lampauilah semua definisi dan penjelasan. Sadarilah Hyang Ilahi dalam diri Anda!

Tiada kegelapan, tiada setan. Mata Anda terpejam sehingga Anda melihat kegelapan dimana-mana dan berhalunisasi tentang setan. Bukalah mata Anda, singkirkan segala ketidaktahuan, dan jadilah saksi Kehadiran Ilahi di dalam dan di luar diri Anda.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

(This is Truth That too is Truth by Svami Anand Krishna, www.booksindonesia.com)

Selama ini kita menyebut Dia Hyang Ilahi sebagai Tuhan. Tetapi, benarkah kita bisa tahu tentang Tuhan? Sama sekali tidak. Kita amat terbatas. Sebagai suatu perumpamaan. Ada seekor semut berjalan di atas ujung jari kita. Yang bisa diketahui semut hanya sebatas pandangannya. Si semut tidak bakal tahu bentuk kita sebagai manusia. Dengan kata lain, selama ini kita menganggap Tuhan sebagai Yang Maha Kuasa, sebagai Yang Maha Kuat, dan lain sebutan; sesungguhnya sebatas istilah.

Jika tadi kita mengambil contoh seekor semut yang berada di atas ujung jari, keberadaan kita terbukti dengan adanya si semut yang bisa berjalan pada kaki kita. Si semut tidak  mungkin ada bila kaki saya atau kaki anda tidak ada. Ini baru kita sebagai benda yang kasat mata digunakan sebagai wahana berjalan bagi si semut.

Dia Hyag Maha Halus meliputi alam semesta juga berfungsi sebagai wahana bagi eksistensi kita. Kita semua berada di dalam Dia. So, bagaimana mungkin ada perbedaan antara Tuhan dari kepercayaan A dan B? Perbedaan yang terjadi hanyalah masalah istilah. Saat semuat A berada di ujung kaki, maka ia kenal bagian kaki. Sedangkan semut B yang sedang berjalan pasa rambut yang kenal kita sebagai perwujudan rambut. Pada hal, baik kaki maupun rambut adalah bagian dari satu kesatuan tubuh kita.

Misalkan, saya memiliki kekuasaan mengutus seekor dari semut untuk menjelaskan tentang kebenaran. Misal utusan saya bernama semut X, maka ia menjelaskan kebenaran tentang kaki sebagai bagian dari tubuh. Sementara itu, saya mengutus semut Z pada bagian rambut untuk menyampaikan suatu kebenaran yang sama, kebenaran bahwa rambut adalah bagian satu kesatauan dari tubuh saya. Karena semut X dan Z telah memahami kebenaran keutuhan tubuh saya, mereka tidak berselisih paham. Golongan semut daerah kaki bisa berselisih paham bila berjumpa dengan semut wilayah rambut. Hal ini terjadi karena keterbatasan pandangan kebenaran; kaki dan rambut.

Inilah ketidakmautahuan dari semut wilayah kaki dan rambut. Bila rakyat semut bagian kaki mau mendalami pengetahuan sebagaimana yang disampaikan oleh semut X, dan para semut area rambut melakukan yang sama, para semut kaki dan rambut memahami kebenaran tentang kesatuan rambut dan kaki sebagai bagian dari keutuhan tubuh.

Demikian pula dengan kita. Perbedaan pandangan yang dangkal yang membuahkan perbedaan. Bila masing-masing dari kita mau menutup mata kemudian melakukan komtemplasi ke dalam diri, kita akan mempunyai pemahaman yang sama.

Dia ada dalam diri kita. Perbedaan terjadi karena bentuyk kasar. Selama kita bersandar pada bentuk kasar sebagai kebenaran, dapat dipastikan kita akan tetap berselisih.

Bentuk kasar ini bisa sebagai cara beribadah. Segala atribut atau asesoris tampilan sebagai simbol keyakinan atau kepercayaan kita. Kita amat sangat mempertuankan segala atribut sebagai keyakinan. Tanpa sadar kita diperbudak oleh atribut luaran. Inilah sebabnya kita tidak pernah hidup dalam damai.

Siapa yang jualan atribut dan dimana mendapatkannya?

Tuhan yang punya TOKO. Bila segala atribut tidak ada yang membeli, maka TOKO Tuhan bakalan tutup….

Kasihan juga!!!!!!!!!!