‘Kebijaksanaan tahu apa yang mesti diharapkan, sementara keinginan lahir dari ketidaktahuan. Kebijaksanaan memahami ketika ia tidak memperoleh atau mencapai harapan, dan bekerja lebih keras untuk meraihnya. Keinginan membuat Anda malas dan kehilangan semangat untuk mengejar harapan Anda.

(This is True That too is True by Svami Anand Krishna, www.booksindonesia.com)

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Kebijaksanaan lahir dari suatu kesadaran bahwa ujung suatu usaha bukan hanya kemenangan atau kekalahan. Kebijaksanaan berkaitan erat dengan intelejensia. Kecerdasan intelejensia berkaitan dengan hukum alam. Mereka yang menggunakan intelejensia memahami bahwa tiada sesuatu yang instant. Semua keberhasilan berdasarkan suatu proses. Jika prosesnya baik, maka hasilnya dapat dipastikan baik juga.

Seseorang yang bijak bukan berorientasi pada hasil, tetapi pada proses. Ketika kemenangan dapat diraih, seorang yang bijak akan melihat, mengapa ia bisa menang atau menggapai harapannya. Ia akan menuliskan atau mencatat hal-hal yang membuat dirinya berhasil sebagaimana yang diharapkan.

Sebaliknya, ketika ia mengalami kekalahan atau kegagalan, ia akan meneliti faktor atau hal yang membuatnya gagal atau kalah. ia akan mengevaluasi kemudian memperbaiki penyebab kegagalan atau kekalahannya. Upaya untuk memperbaiki proses yang membuatnya kale atau gagal membuatnya tidak surut untuk memperbaiki dan memperbaiki upayanya.

Kebijaksanaan membuat seseorang terus bekerja tanpa henti. Menang atau kalah tidak membuatnya untuk berhenti bekerja lebih keras.

Keinginan lahir dari ketidaktahuan. Bila ia mengalami kegagalan, ia akan malas untuk bangkit mengejar harapan. Kemenangan atau kekalahan dianggapnya sebagai hasil akhir. Mereka yang berorientasi pada hasil tidak akan mau belajar pada proses. Mereka tidak belajar dari alam. Mereka lupa bahwa tiada satupun di alam ini terjadi secara instant.

Ketidaktahuan membuat orang semakin terjebak pada ego. Ia hanya melihat bahwa dirinya adalah yang paling baik. Dan lebih paras lagi kebodohan ini sering terungkapkan secara tidak sadar dalam perilaku sehari-hari. Misalnya, mereka yang suka selalu melakukan kritik yang tidak membangun sesungguhnya sedang membuktikan bahwa yang ada dalam dirinya adalah sifat tidak membangun atau merusak. Bangsa yang memiliki sifat seperti ini dapat dengan mudah dilihat dari perilakunya. Apa yang disukainya.

Bila ia suka membaca berita yang tidak membangun dan senang membaca berita yang heboh, dapat dipastikan bahwa segala sesuatu yang ada dalam pikirannya adalah yang tidak membangun alias senang membuat gaduh. Ketika dalam dirinya ada kegelapan, kegelapan itu pula yang diungkapkan. Segala sesuatu yang indah di luar bukan karena benda itu indah, tetapi karena hatinya juga indah. Bukan kah mata hanya jendela dari keadaan pikiran atau perasaan?

Kejernihan pikiran atau ketenangan perasaan melahirkan kebijaksanaan. Keinginan lahir dari intelektual. Keinginan lahir dari emosi yang berorientasi pada kenyamanan indrawi. Kenyamanan tubuh. Inilah sebabnya setiap keinginan yang tidak mencapai harapannya melahirkan kemalasan untuk belajar pada proses.