Mestinya manusia juga begitu. Namun karena pikiran manusia bersifat seperti jumping monkey (suka meloncat-loncat dari pikiran yang satu ke pikiran yang lain alias tidak menyadari kekinian alias walaupun sumber bahayanya sudah menyingkir dari hadapannya, namun pikiran manusia masih saja mengingat-ingat/ terpaku pada kejadian/ hal yang membuatnya trauma itu), maka tubuhnya selalu berada dalam kondisi Stress Response. Artinya, tubuh selalu siaga terhadap bahaya (walaupun bahayanya sudah lewat) dan terus-menerus tubuh dibanjiri dengan hormone-hormon stress. Dalam jangka panjang, banjir hormone-hormon stress dalam jangka panjang ini akan bersifat merusak tubuh.

Di saat tubuh berada dalam kondisi Stress Response, kemampuan tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri menghilang, alias tubuh jadi tidak cerdas lagi menyembuhkan dirinya sendiri karena default healing sistemnya tidak aktif.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Inilah sebenarnya penjelasan kenapa bisa terjadi healing/ penyembuhan pada kelompok placebo.

Jadi, dalam suatu riset untuk meneliti tingkat efektivitas suatu obat atau tindakan, selalu ada kelompok pasien yang diberi treatment/ terapi dengan obat/ tindakan yang akan diteliti DAN ada juga kelompok control yang sebenarnya mereka ini tidak diberi obat/ tindakan yang akan diteliti, namun MEREKA TIDAK MENGETAHUI bahwa mereka sebenarnya tidak diberi obat/ tindakan apa-apa atau diberi obat/ tindakan lain. Alias pura-pura diberi obat/ tindakan yang diteliti. Misalnya kelompok placebo pura-pura diberi obat A, padahal isinya tepung saja atau diberi obat B.

Namun seringkali dalam pengujian, ternyata tingkat penyembuhan yang terjadi di kelompok placebo tidak jauh berbeda dengan kelompok yang diberi terapi. Mengapa? Bagaimana hal ini bisa terjadi? Bagaimana mungkin pasien yang tidak diberi obat/ tindakan apa-apa bisa menjadi sembuh?

Alasan mengapa bisa terjadi placebo effect adalah di saat si pasien memiliki belief/ keyakinan yang kuat bahwa obat/ tindakan yang diberi oleh dokter itu bisa menyembuhkannya, maka amygdala berada dalam kondisi kalem dan tubuh masuk dalam kondisi Respons Relaksasi dan terjadi rilis hormon-hormon cinta yang bekerja bersama-sama dengan obat/ terapi tersebut untuk menyembuhkan tubuh.

Kebalikannya, bila pasien memiliki belief/ keyakinan bahwa apapun obat/ tindakan yang diberikan kepadanya cuma sia-sia saja dan tidak akan berhasil menyembuhkannya, maka amygdala berada dalam kondisi waspada dan menggerakkan tubuh untuk masuk dalam kondisi Stress Response dan terjadi rilis hormone-hormon stress yang malah semakin memperparah penyakitnya. Itu alasannya kenapa tingkat survival pasien yang sudah putus asa lebih rendah.

Jadi kombinasi antara belief/ keyakinan yang positif (memberdayakan) alias healthy mind  dan modalitas-modalitas terapi akan mengkalemkan amygdala sehingga terjadi penyembuhan.

Selanjutnya: Saran dr. Lisa Rankin….