Dharma

Dharma adalah tindakan yang tepat. Tepat berarti moderat, sedang-sedang. Tidak berat ke arah kanan atau kiri. Seseorang bisa melakukan tindakan yang benar, tetapi tidak tepat. Tetapi tindakan tepat dapat dipastikan benar. Walaupun benar hanya bagi sebagian orang. Mengapa hanya berlaku bagi sekelompok orang?

Ya, kebenaran berkaitan atau sarat dengan kepentingan. Bila dianggap menguntungkan, maka dianggap benar. Benar bagi golongan atau kelompok sendiri belum tentu benar bagi kelompok orang lain. Kita sering melihat dalam berita bahwa sekelompok orang atau golongan menutup tempat peribadatan keyakinan yang tidak sama. Tidak alasan yang dapat dibenarkan tindakan ini. Hanya rasa tidak suka. Alasan bisa dicari dengan seribu cara demi membenarkan tindakannya. Yang lucu, biasanya yang melakukan adalah golongan mayoritas. Lebih parah lagi, ada petinggi dari golongan mayoritas bisa berkata bahwa golongannya yang jelas-jelas mayoritas dikatakan bahwa sedang di dzolimi atau dikriminalisasi. Benar-benar cara berpikir yang hanya mau menang sendiri. Silakan menilai sendiri…..

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Jelas bahwa kelompok atau golongan ini belum kenal istilah Dharma. Mereka hanya kenal istilah bahwa ketika golongannya diperlakukan yang tidak benar menurut anggapannya, maka disebut penindasan. Mereka hanya kenal tindakan yang benar dan baik bagi golongannya. Ini bukan Dharma.

The Golden Rule

Para penganut jalan Dharma selalu memikirkan tindakan berdasarkan The Golden Rule, hukum dasar yang berlaku di alam ini. ‘Perlakukan orang lain sebagaimana dirimu ingin diperlakukan.’ Melakoni tindakan atas landasan Dharma yang perbuatannya selaras dengan alam juga berarti mengembangkan atau meningkatkan kinerja neocortex.

Pengembangan neocortex berarti juga melakukan tindakan yang digariskan oleh alam pada diri kita. Sebaliknya, bila seseorang melakukan tindakan yang bertentangan dengan Dharma atau Adharma berarti tidak mempunyai rasa tanggung jawab pada Dia Yang Menciptakan kita manusia di atas bumi. Tidak mau mengembangkan neocortex bermakna bahwa ia mengingkari tugas manusia di bumi sebagai pemelihara bumi serta isinya.

Tindakan Adharma adalah tindakan yang hanya mementingkan kenyamanan tubuh atau preya, pemujaan hawa nafsu. Ini bukan sifat mulia atau shreya. Ini tidak sesuai dengan penggunaan neocortex. Perlu diketahui bahwa neocortex hanya ada pada manusia. Selain neocortex, ada limbik, bagian otak yang diwarisi dari hewan. Bagian ini memiliki kemampuan untuk mensuport kinerja intelektual. Intelektual berkaitan dengan untung atau rugi. Ini pola pikir hewan yang hanya mementingkan kenyamanan diri, kelompok atau golongannya.

Bila kita tidak mau ditampar; janganlah menampar orang lain. Jika tidak mau dikriminalisasi jangan me-kriminalisasi orang lain. Bukankah aturan alam ini sudah tercantum dalam kitab? So, sesungguhnya para petinggi yang melemparkan isu bahwa golongannya sedang dikriminalisasi tidak atau belum memahami hukum alam, The Golden Rule alam raya.

Mari kita simak dan renungkan video di bawah ini: