Guru Pembuka Hijab

Guru Pembuka Hijab berarti seseorang yang menunjukkan jalan terang yang sesungguhnya ada dalam diri kita sendiri. Kebanyakan orang berkata bahwa kita bisa belajar tanpa guru. Dahulu saya juga mempunyai pemahaman bahwa bisa belajar sendiri untuk akses pengetahuan di alam semesta. Seiring dengan perkembangan kesadaran, saya mengalami pemahaman baru bahwa tanpa kehadiran seorang pemandu sejati, tidak akan terjadi peningkatan kesadaran. Selain itu, kehadiran  seorang Guru dalam bentuk perwujudan manusia memiliki fungsi sebagai Pembuka hubungan menuju banyak guru di alam semesta ini. Seorang Guru Sejati adalah guru pembuka agar mengetahui cara membuka kode alam Akashic Record atau pustaka alam semesta.

Sayangnya, untuk bisa memahami pesan dari guru yang eksis di alam semesta, kita mesti mampu memenggal ego kita. Ego inilah hijab atau penutup atau penghalang antara pengetahuan sejati dan manusia. Nah, untuk memenggal ego dibutuhkan seorang eksistensi Guru dalam bentuk fisik. Seorang Guru memiliki tugas menghancurkan penutup pemisah antara seseorang yang dibimbing dan pengetahuan sejati yang bertebaran di sekeliling kita atau di alam penyimpanan informasi massal, Akashic Record. Mengapa demikian?

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Penghalang atau hijab penyatuan antara jiwa individu dan Jiwa Agung menjadi penghalang utama akses ke pengetahuan semesta. Selama seseorang belum mampu membunuh ego selama itu pula tanpa disadari menjadi penghalang pengembangan jiwa menuju keabadian. Keabadian terwujud bila terjadi penyatuan antara jiwa individu dan ‘Jiwa Agung.’ Sebelum menuju Sang Maha Jiwa Agung, jiwa individu harus bergabung dengan kumpulan para jiwa atau Purusha.Kumpulan para jiwa individu ini merupakan pancara dari Sang Maha Jiwa.

Pemenggalan Ego = Kebebasan Sejati

Ego bisa terhapuskan dengan kehadiran seorang Pemandu Sejati. Itulah peran seorang Guru. Banyak pendapat bahwa mengabdi pada seorang Guru bagaikan membudakkan diri. Tampaknya kita diperbudak oleh seorang Guru, namun tanpa kehadiran seorang Guru, ego tidak akan terhapuskan. Seorang Guru Sejati tidak mendapatkan sesuatu manfaat dari pengabdian murid. Sebaliknya, si murid memperoleh manfaat sangat besar dari adanya pengabdian pada Sang Guru.  Kesediaan diri mengabdikan diri pada seorang Guru merupakan pilihan sendiri. Ini juga suatu bukti bahwa sesungguhnya kita sudah bebas. Bebas menentukan pilihan. Memilih untuk ‘mengikatkan diri’ pada seorang Guru. Ketika ini terjadi, baru terwujud kebebasan sejati. Bagaimana menentukan seorang pemandu sejati?

Sangat mudah. Seorang Pemandu Sejati akan mengarahkan segala tindakan kita selaras dengan sifat alam semesta. Sifat alam semesta adalah melayani sesama. Baik sesama makhluk hidup maupun sesama ciptaan. Mencintai atau mengasihi berarti melayani. So, bila ada seseorang yang dalam segala hal memiliki integritas memberikan pelayanan terhadap sesama manusia dan sesama makhluk, Dialah yang pantas diikuti. Ia tidak lagi mementingkan kenyamanan panca indra. Ia sudah berhasil mengendalikan panca indra demi menuju kesatuan dan persatuan dengan Sang Maha Jiwa.

Tidak mudah mematikan ego. Ego identik dengan mind yang belum bertransformasi. Dengan kata lain, mind yang masih dalam wujud atau bentuk intelektual. Semakin besar upaya untuk memusnahkan semakin kuat ia melawan. Namun, begitu kita sadar akan tujuan utama kelahiran ke bumi, terjadinya transformasi merupakan hal alami.

Kita berpikir bahwa enak menjadi seorang Guru. Sama sekali tidak. Ini tugas yang amat berat dari Keberadaan. Seorang Guru memiliki kewajiban berbagi pengetahuan sejati. Dia hanya mengikuti petunjuk dari Panduan Sang Maha Jiwa. Penyerahan Diri pada Sang Maha Jiwa sebagai bukti bahwa ia juga berhasil memenggal ego. Hanya ketika ego tiada, maka yang eksis bersuara hanyalah Sang Maha Jiwa. Pemenggalan ego berarti penguasaan diri dari panca indra.