Tujuan Hidup
Apakah tujuan hidup sesungguhnya?
Bila kita pergi ke suatu tempat, di mall atau restoran ataupun tempat hiburan lainnya, orang akan terhenyak. Mungkin selama ini mereka tidak terpikirkan akan tujuan hidup yang sesungguhnya. Mengapa demikian?
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Karena sejak kita lahir, hanya maslah materi yang ditanamkan oleh orang-orang sekitar kita. Sekolah di sini dan situ. Tujuan sekolah apa? Agar nanti hidup enak. Dengan kata lain tujuan dari sekolah adalah agar mendapatkan lapangan pekerjaan yang baik sehingga menghasilkan uang sehinga hidup kita nyaman dan sejahtera. Semua tujuan akhir kita menempuh janjang pendidikan adalah bekerja yang memberikan gaji besar agar hidup tidak susah.
Dalam pergaulan sehari-hari pun demikian. Hanya berkisar agar bisa hidup nyaman. Salah kah???
Sama sekali tidak. Karena kenyamanan tubuh dibutuhkan agar kita bisa memikirkan yang lain. Tentu selain kenyamanan tubuh. Jika untyuk memenuhi kebutuhan badan saja, kita tidak bisa, maka dapat dipastikan pikiran akan terus berkutat dengan kekurangan hidup nyaman atau enak. Bila kebutuhan tubuh terpenuhi, baru mencari kepuasan yang lain.
Suatu tujuan hidup tidak akan tersentuh bila kebutuhan badaniah belum terpenuhi. Bahkan lucunya, banyak orang sekolah dan sekolah terus. Sehingga gelarnya berderet. Ia menjadi budak gelar. Ia tidak percaya diri tanpa embel-embel gelar di belakang namanya. Ia masih mencari sandaran dari gelar agar lebih percaya diri. Ini suatu kecelakaan,
Ketika kita tidak puas dengan satu gelar, atau paling banyak 2 atau 3, maka boleh dikatakan orang tersebut dalam keadaan bingung. Sama juga dengan seseorang yang mengejar materi terus, ia tidak merasakan kepuasan. Ia bagaikan seorang yang minum air laut. Satu gelas air laut membuatnya semakin haus. Demikian seterusnya. Tidak ada kepuasan yang didapatkannya.
Materi tidak hasilkan rasa bahagia
Kebutuhan materi yang terpenuhi menjadikan seseorang semakin miskin. Telapak tangannya menengadah terus. Tidak ada kepuasan dalam pencapaian materi. Rasa kepuasan bisa diperoleh bila kita bisa membantu seseorang. Saat itu, kita menjadi kaya. Dan kita bahagia.
Terpenuhinya satu keinginan dalam bidang materi hanya menghasilkan kelegaan. Bukan rasa bahagia. Rasa bahagia bisa diperoleh bila kita bisa melampaui keinginan materi. Terlampauinya kepuasan materi membuat kita berpikir untuk mencari jati diri kita. Kita akan mulai berpikir bahwa ‘Aku’ bukanlah badan.
Bila seseorang mulai bertanya: ‘Who am I?” Siapakah aku sesungguhnya, maka kita akan mulai menapak ke ranah spiritual.
Untuk merenungkan lebih lanjut, silakan video di bawah ini: