Tabrakan Budaya
Tabrakan Budaya tidak mungkin terjadi. Banyak yang mengatakan istilah budaya sebagai pengertian yang keliru. Dianggapnya budaya adalah kebiasaan atau yang masyarakat perbuat secara umum. Budaya berasal dari dua kata Buddhi dan Hridaya.
Buddhi memiliki arti intelejensia, kecerdasan alam. Kecerdasan alam bermakna perbuatan yang selaras dengan alam. Tento bila dikatakan selaras akan bisa saling mendukung dan berkolaborasi dalam melestarikan alam sebagai pendukung kehidupan seluruh makhluk di bumi. Sering disatukan dengan Pekerti atau asal kata aslinya Prakirti atau perbuatan. So, Buddhi Pekerti berarti perbuatan yang selars dengan sirat alam semesta.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Hridaya berarti intisari atau saripati. Intisari berarti sesuatru yang Sudan dilakukan berulang kali dan memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi semuanya. Intisari juga berarti tujuan baik bagi semua makhluk hidup.
Kebiasaan yang diamini oleh masyarakat disebut moral. Tentang perbedaan antara moral dan budaya bisa dibaca secara lengkap di sini.
Budaya tidak dibatasi oleh waktu dan ruang
Dengan menace pengertian di atas tengan budaya, saya verano memberikan statement bahwa tidak mungkin terjadi tabrakan budaya. Yang bisa terjadi tabrakan moral. Karena moral sebagai sesuatu yang bain dite rima oleh masyarakat setempat. Moral suatu tempat bisa bertentangan dengan nilai moral di tempat lain.
Ada suatu daerah yang memiliki tradisi atau kebiasaan menyuguhkan istri bagi tamunya. Saya percha membaca adanya tradisi seperti ini. Bila ada tau yang sesuati dengan moral di daerahnya tidak pantas, maka penolakan ini dianggap penghinaan. Ada juga suatu kampung yang terdiri dari pencuri semua. Jadi perbuatan mencuri sebagai suatu moral baik atau dibenarkan di daerah tersebut.
Sedangkan budaya akan saling menguatkan. Karena tidak mungkin kebiasaan baik yang tujuan akhirnya untuk menunjang lehidupan bagi sesama makhluk hidup bertentangan. Sebagai contoh. Perbuatan membuang sampah pada tempatnya akan sama di semua daerah. Karena tujuan dari membuang sampah berarti menjaga agar tidak banjir. Menjaga kelestarian hutan sebagaimana dilakukan oleh masyarakat leluhur kita zaman dahulu dapat dipastikan bisa diterapkan dimanapun kita berada. Budaya tidak terpengaruh oleh zaman/waktu dan ruang .
Mungkin kemudian ada yang bertanya, bagaimana dengan tarian serta musik? Apakah ke duanya bisa dikategorikan budaya?
Tari dan Musik
Pertanyaan menarik.
Tujuan musik dan tarian pada awal sesungguhnya sebagai suatu persembahan pada alam semesta. Semua banda di bumi ini bergetar. Getaran ini sebagai wujud rasa syukur.
Bukankah ketika kita merasa senang ketika menerima sesuatu juga menari? So, tarian juga demikian. Sebagai ungkapan rasa syukur atas berkah yang diberikan oleh bumi atai alam. Sehingga leluhur kita juga sering mempersembahkan tarian bagi alam sebagai ungkapan rasa syukur. Hal ini terjadi ketika setelah panen raya berhasil.
Musik pun demikian. Dengarkan suara desir angin atau gemericiknya air. Dengan meresapi keduanya, kita merasakan kedamain dalam diri. Kemudian sekarang banyak suara musik meniru suara alam. Suara alam suga sebagai pujian kepada alam semesta. Kita menyanyi dan menari. sebagai ungkapan rasa syukur. Pemahaman ini juga dimiliki oleh semua bangsa yang menjunjung kesatuan dengan alam semesta. Yang menganggap alam serta kita yang tinggal sebagai suatu organisme yang hidup. So, silakan nilai sendiri bila ada suatu bangsa melarang tarian dan nyanyian sebagai ungkapan puji syukur.
Inilah budaya leluhur nusantara. tarian dan nyanyian sebagai ungkapan rasa syukur pada alam semesta.