Ciptakan Surga
Ingatlah bahwa keberadaan manusia di muka bumi dalam rangka men – ciptakan surga. Mengapa harus menunggu menjadi penghuni surga setelah kita meninggalkan jasad kasar? Bukankah kita bisa men – ciptakan surga selagi masih berbadan?
Bila kita sadar bahwa kenyamanan indrawi hanya bisa dirasakan ketika masih berbadan, apa gunanya ber-angan bahwa setelah tiadanya tubuh kasar bisa merasakan kenikmatan indrawi? Banyak pihak menggunakan ketidaktahuan bahwa surga hanya bisa dirasakan di bumi, bertindak melampaui batas kewenangan serta tujuan hidupnya.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Cintailah tubuh kita
Benarkah kita mencintai tubuh kita sendiri?
Belum tentu. Ketika kita mencintai tubuh kita sendiri, kita mesti memahami bahwa ketika kita berpikiran, berkata, serta berbuat buruk sesungguhnya kita sedang merusak diri sendiri. Karena tubuh kita 60-70% cairan. Dan sifat cairan merekam segala sesuatu yang kita dengar, lihat, pikirkan serta ucapkan. Silakan bukti penelitian ilmiah di sini.
Di camping itu bahwa sebagaimana yang dikatakan oleh banyak kitab suci adalah: ‘Tuhan lebih dekat dari urat lehermu’ So, ketika kita melakukan perbuatan, ucapan bahkan berpikir buruk pun, sesungguhnya kita sedang merekam segala keburukan dalam diri kita. Banyak hal di sekitar kita bisa menyeret ke arah yang merusak tubuh kita sendiri. Dan tampaknya, kita sedang membela sesuatu keyakinan kita.
Tipu Muslihat Dunia
Seringkali kita menuding orang lain sesat. tetapi sadarkah kita bahwa ketika pikiran itu muncul, sesungguhnya sebagaimana cerminan dari diri kita sendiri? Ketika kita memberikan sesuatu kepada orang lain berarti kita memiliki benda tersebut. Demikian juga. Ketika kita menuduh orang lain buruk, sesungguhnya keburukan itu bukan dari orang lain. Tetapi karena kita memiliki gudang keburukan tersebut. Masalahnya disebabkan kita tidak menyadarinya. Kesadaran adanya keburukan dalam diri terbukti.
Bila itu kita lakukan terus, bukankah sia-sia kita berkata bahwa kita mencintai Tuhan?
Itulah tipu muslihat dunia. Seakan kita membela keyakinan kita, namun realitanya
Kita sedang merusak diri kita sendiri. Dunia maya sering membuat kita tertipu. Dengan berkomentar dengan kasar bukan karena kita baik, tetapi kita sedang membuka kedok akan banyaknya keburukan dalam diri kita sendiri.
Kita tidak berbuat kebaikan dengan menyebarkan berita buruk. Sebaliknya kita sedang membuka aib keburukan sendiri.
Bukankah lebih elok berbuat sesuatu sehingga dunia menjadi surga sebagaimana diutarakan oleh Svami Anand Krishna dalam video di bawah ini: