Melampaui Mind

Ya, tujuan utama kita dalam kehidupan ini adalah melampaui mind. Mind berarti gugusan pikiran serta perasaan. Tanpa bisa hidup melampaui mind, kita hidup dalam kekangan nafsu bendawi. Karena selama pada ranah mind, kita dalam alam kesengsaraan. Kita berada di alam suka tidak suka. Alam dualitas. Mungkinkah?

Sayangnya kebanyakan orang malahan terjebak memperbesar mind ke mindfulness. Dengan kata lain, kita membesarkan ego. Bagaimana mungkin kita bisa kembali ke asal kita, alam ketiadaan. Bukankah keberadaan ini ada setelah adanya ketiadaan?

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Hidup di alam mind berarti kita hidup di alam ego yang menganggap kekuatan sera kekuasaan merupakan puncak pencapaian. Realitanya, banyak orang sengsara hidupnya ketika menggapai puncak  kekuasaan. Mereka tidak bahagia walaupun uang banyak serta kekuasaan ada di tangannya. Buktinya? Mereka tidak bisa berhenti. Mereka terus mengalamai kehausan. Bagaikan minum air laut. Sebanyak apapun kita minum air laut, tetap membuat kita merasakan haus.

Bahagia

Itulah perolehan akhir ketika bisa melampaui mind. Melampaui ranah mind berarti kita memasuki alam intelejensia. Mari kita renungkan kutipan dari buku: This is Truth That too is Truth by Svami Anand Krishna, www.booksindonesia.com:

Rasa takut, trauma, fobia, kegelisahan, dan lain-lain semuanya terkait dengan mind (gugusan pikiran dan perasaan). Menjadi mindful atau menangani mereka di tataran mental/emosional hanya akan memperkuat mereka. Solusinya adalah mengembangkan intelejensia untuk melampaui mereka. 

Ya, rasa takut, fobia, kegelisahan, dan lainnya merupakan produk mind. Takut, fobia, gelisah, cemas dan lainnya sebagai produk ego. Ego yang selalu merasa super. Padahal kita takut menderita. Merasa paling hebat adalah puncak ketakutan yang amat sangat. Semuanya bermula dari gugusan pikiran dan perasaan.

Hanyalah ketika kita bisa menapak di alam intelejensia bisa merasakan bahagia. Bahagia berarti bebas. Bebas untuk berpikir berkata serta berbuat. Tentu bukan berpikir, berkata serta berbuat semaunya. Ingatlah orang lain juga ingin bahagia.

The Golden Rule alam

Perlakukan orang lain sebagaimana diri ingin diperlakukan. Inilah the Golden Rule yang berlaku di alam ini. Bila tidak mau mendapatkan perlakuan buruk hindari berbuat tidak baik bagi sesama. Inilah hukum sebab-akibat yang tidak bisa dihindari bleh siapapun juga.

Tuhan tidaklah bodoh seperti kita. Bila kita bisa membuat sistem di laptop atau computer kita, pastilah Tuhan juga sudah menanamkan sistem pada diri kita. Alat ini bekerja sesuai kehendak Dia.Chip nya Tuhan berupa hukum sebab-akibat.