Mengatur Waktu?
Kalimat yang sering kita dengar, mengatur waktu. Mungkinkah kita bisa mengatur sesuatu yang kita berada atau dikuasai oleh waktu?
Melihat video singkat di bawah ini, saya baru tersadarkan bahwa pemahaman saya tentang waktu yang bisa saya atur sesungguhnya kurang tepat. Ada waktu pasti karena adanya ruang. Mengapa?
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Waktu dibutuhkan untuk mencapai suatu tempat. Dari satu tempat ke tempat lainnya ada jarak. Oleh karenanya, adagia ruang mesti dibarengi waktu. Inilah sebabnya kata rang dan waktu tidal bisa dipisahkan. Ada rang terlebih dahulu, kemudian waktu diadakan untuk menempuh antar temnpat dalam ruang tersebut.
So, kita berada atau hidup dalam kekuasaan ruang dan waktu. Jadi aneh bin lucu bila kita katakan bahwa kita bisa mengatur waktu. Sebaliknya, waktu yang membatasi kita hidup.
Waktu Terbatas
Kita semua diberikan keterbatasan waktu untuk berada dalam dunia ini. Kita tidak bisa mengatur ganga waktu keberadaan di bumi ini. Kita semua diberikan jatah waktu terbatas. Jadi yang bisa kita lakukan adalah mengatur agar hidup kita memberikan makna bagi sesama serta alam sekitar.
Untuk itu, kita mesti memahami tujuan keberadaan lahir di bumi ini. Bila kita bisa menyadari tujuan keberadaan kita di bumi, baru kita bisa menggunakan atau memanfaatkan kesempatan hidup ini lebih bermakna.
Sebagaimana disebutkan dalam beberapa kitab suci peninggalan para suci dikatakan bahwa manusia diberikan kekuasaan tertinggi untuk berkontribusi nyata di dunia benda ini. Dalam arti bukan menggunakan benda sekitar kita untuk memenuhi keinginan atau nafsu badaniah kita.
Setiap perbuatan, atau bahkan ucapan serta pikiran harus mengandung sifat mulia atau ‘Shreya‘. Bukan ‘Preya‘, yang mengutamakan kepentingan badaniah. Sikap ‘Shreya‘ atau mulia berarti pikiran, ucapan serta perbuatan semata ditujukan untuk suatu hal yang bermanfaat bagi umum. Bukan untuk diri, kelompok, maupun golongan. Sulit? Memang…..
Kearifan Luhur Nusantara
Leluhur kita mewariskan kearifan yang bila dilakoni akan membuat sekitar kita sejahtera dan bahagia. ‘Urip iku Urup‘ Leluhur kita sangat memahami bahwa kita semuanya terhubung satu dengan lainnya. Kita hidup bukan sebagai makhluk hidup yang eksklusif.
Kita bisa hidup dengan bahagia bila hidup kita memberikan arti bagi sesama. Memberikan arti berrai memberikan kehidupan. Bukan mematikan kehidupan.
So, pendek katanya adalah bahwa sesingkat apapun hidup mesti menawarkan atau berkontribusi terhadap sesama. Bukan mengatur waktu tetapi memaknai waktu atau keberadaan kita di bumi.