Pertanyaan Licik

Pertanyaan Licik juga sekaligus pernyataan licik sudah ada seajack dahulu. Dalam buku Bhagavad Gita bagi orang Modern by Svami Anand Krishna, www.booksindonesia.com dituliskan:

Arjuna bertanya:

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

“Tetapi (setelah mengetahui semua itu), apa yang membuat seseorang bertindak salah/khilaf (tidak selaras dengan nurani dan svadharmanya)-seolah ia terdorong oleh kekuatan lain dan dipaksa untuk berbuat demikian?”

Adakah kekuatan di luar diri kita yang mendorong kita untuk berbuat yang merugikan orang lain? Saya berani jamin: ‘Tidak ada’. Mungkin ada yang membantah; ‘Bagaimana bila Salah satu keluarga yang kita sayangi disandera oleh seseorang, kemudian kita disuruh ini dan itu yang merugikan orang lain. Bila kita memahami tindakan yang mulia sebagai suatu bentuk tindakan yang selaras dengan nurani, tento kita berupaya mengatakan tidak.

Namun sebaliknya, bila kita lebih mementingkan keluarga dengan cara mengorbankan orang lain berarti kita belum memahami prinsip: ‘Perlakukan orang lain sebagaimana dirimu ingin diperlakukan.’ Kita masih mengutamakan ego. Kita belum memahami bahwa orang lain juga ingin bahagia.

Pikiran licik berarti pemikiran yang selalu mencari pembenaran akan perbuatan kita. Kita tidak mau mencari solusi untuk mengatasi permasalahan yang kita hadapi. Semua permasalah pada diri kita adalah keinginan yang tidak terkendali.

Konversi Kepercayaan

Mereka yang melakukan konversi kepercayaan termasuk mereka yang berpikir licik. Setelah mengkorvesikan kepercayaannya biasnya mereka sangat kukuh mempertahankan kebenaran yang saat ini dianutnya. Ketidakmampuannya untuk mendalami kepercayaan sebelumnya yang dianggap tidak benar merupakan bukti kelemahan dirinya. Dengan kata lain sesungguhnya orang seperti ini tidak percaya bahwa pembawa panutan kepercayaan sebelumnya mendapatkan perintah dari Dia Hyang Maha Benar.

So, bukan karena keyakinan atau kepercayaannya yang tidak baik, si oknum pengikutnya yang tidak bisa menggali lebih ke dalam sehingga menemukan bahwa sumber yang memberikan perintah atau instruksi para suci dan avatar hanta Dia Hyang Maha Tunggal. Dialah sumber semua kebenaran sejati.

Dan untuk meyakin-yakinkan diri, biasanya ia sangat fasis. Tampaknya sangat militan, tetapi bagi yang sudah memahami kebenaran sejati, orang seperti ini hanyalah boneka limbung. Hanya sebagai robot yang limbung. Ia belum memahami bahwa kebenaran sejati adalah kebenaran yang memberikan menfaat bagi seluruh makhluk. Bukan hanya kelompok, golongan atau diri sendiri.

Ciri-ciri Tipe Jenis ini

Mereka munafik. Inilah sifat raksasa. Hal ini saya bahas di sini. Ciri yang lain adalah tidaktahu berterima kasih terhadap orang yang membawa pesan kebenaran sejati. Hal ini sangat wajar. Karena ia belum memahami makna kebenaran sejati. Ia masih berkiblat pada isi kantongnya sendiri. Ia tidak bisa menerima bahwa pesan yang disampaikan oleh para suci lainnya juga berasal dari sumber yang sama.

Menutup diri terhadap sesuatu yang luas. Ketertutupan diri merupakan ciri yang tanya menganggap apa yang diyakini paling benar.

Dan agar ia tampaknya baik, ia menutupi ketidakmampuannya dengan menjelek-jelekkan keyakinan atau kepercayaan sebelumnya. Pada umumnya, mereka tidak berani berjalan sendiri. Mereka sangat bergantung pada kekuatan massa. Mereka suka mengajak massa untuk membuat orang lain menderita.

Pertanyaan licik sering dilakukan atau diajukan semata untuk menutup kesalahan yang telah dilakukan tanpa disadarinya. ia selalu mencari pembenaran dengan berbagai alasan mengapa ia melakukan konvesri keyakinan.