Tubuh berubah
Ya, ketika kita mati hanya tubuh berubah. Dari ada menjadi tiada yang itupun hanya berubah menjadi benda lain saja. Tubuh dikubur membusuk kemudian jadi air dan diserap oleh pohon. Buah pohon kita makan lagi. Yang hidup terus adalah pikiran dan perasaan yang kita kenal sebagai roh.
Roh yang terdiri dari pikiran serta perasaan ini membawa emosi sebelum kematian. Bila pikiran serta perasaan tidak tenang saat kematian, maka rasa gelisah ini akan terus terbawa. Celakanya bila pikiran kita membawa kenangan pikiran tentang yang kita inginkan semasa hidup akan terbawa terus. Karena ketiadaan otak sebagai perangkat keras pengolah tiada, maka kondisioning pikiran stagnant pada keadaan tersebut. Inilah penyebab tidak bisa lahir dalam waktu singkat. Kita terjebak oleh pikiran sendiri.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Pikiran tenang
Dalam buku Bhagavad Gita by Svami Anand Krishna, www.booksindonesia.com dituliskan sebagai berikut:
‘Saat tibanya waktu ungut meninggalkan raga, jika seorang Yogi berpikiran tenang, terkendali, dan berjiwa penuh devosi memusatkan prãna atau aliran kehidupannya di tengah kedua alis mata, maka niscaya ia mencapai Sang Purusa, Gugusan Jiwa yang Suci.’
Bukankah tujuan manusia untuk mengalami reunion dengan Dia Hyang Maha Suci? Itulah tujuan utama lahir ke bumi. Tanpa memahami tujuan utama ini, kita akan terjebak di alam pikiran sendiri setelah kematian. Ini pula penyebab saat kita hidup di sekitar kita terdapat roh sebanyak 3 kali dari jumlah kita.
Keterangan mengenai jumlah roh sekitar kita berasal dari buku Kearifan Mistisisme oleh Svami Anand Krishna.
https://www.youtube.com/watch?v=S-4IMp3SOy8
Dalam buku tersebut disebutkan bahwa jumlah roh yang ada di sekitar kita sebanyak 3 kali. Pada awalnya, saya bingung. Bukankah jumlah manusia saat abad ini terbanyak? Kurang lebih 6 milyar. Jadi saat ini ada roh sebanyak 18 milyar.
Setelah saya renungkan yang kemudian dikaitkan dengan ayat kutipan Bhagavad Gita Bagi Orang Modern di atas, maka ternyata alam pikiran kita sebagai penghalang terjadinya kelahiran kembali si roh. Ini terjadi bila pikiran kita tidak tenang dan terkendali saat akhir kematian.
Untuk menciptakan pikiran tenang dan terkendali tanya bisa dibentuk hanya dan hanya saat otak masih ada. Bila saat kita hidup sekarang tidak melakukan latihan secara repetitif dan intensif, sangat kecil harapan saat kematian tiba pikiran dalam keadaan tenang dan terkendali. Dan kita terjebak di alam pikiran ciptaan sendiri dalam jangka waktu yang lama. Bahkan Amat sangat lama.
Mungkin ada yang bertanya, lantas yang lainnya darimana? Ada suatu proses evolusi yang sedang berlangsung. Roh yang baru lahir sebagaimana proses alam, sedangkan roh yang sudah pernah lahir ke bumi telah terkontaminasi alam benda tidak bisa lahir secara otomatis. Padanya dikenakan hukum sebab akibat.