Sadar Kemanusiaannya
Menjadi manusia mudah, tetapi mengubah diri menjadi sadar kemanusiaannya tidak mudah. Proses evolusi mind dari hewan menjadi bentuk tubuh yang kita kenal secara fósil sebagai manusia merupakan proses alami tanpa kendala atau hambatan. Sekali si mind mengubah tubuh dari hewan menjadi manusia, maka si mind akan mengalami proses panjang agar menggapai kemuliaannya.
Mind merupakan gugusan pikiran, perasaan serta anak pinaknya, emosi, keinginan, harapan dan sebagainya yang berkembang karena pengaruh lingkungan. Mungkin ada yang bertanya; ‘Mengapa si mind mau melakukan semua itu?’
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Si mind tumbuh kembang dari intelektual menuju intejensia. Dari kepentingan pribadi yang mengumbar kenyamanan indrawi menuju mind yang sadar akan kesejatian dirinya, kemanusiaan yang memperhatikan kepentingan sesama makhluk hidup.
Pertumbuhan serta perkembangan
Marilah kita renungkan. Seekor hewan yang kita pelihara akan menyayangi orang yang memelihara. Misalnya anjing, banyak cerita heroik tentang anjing yang membela majikannya. Bahkan ada anjing yang setia sampai mati ketika ia tau bahwa majikannya telah meninggal, ia sedih dan tidak mau makan sampai ia menemui ajalnya.
Beda halnya dengan yang berwujud manusia tetapi belum sadar kemanusiaannya. Dalam suatu negara yang ibaratnya rumah, seorang tamu seharusnya menghargai si tuan rumah. Sebagai balas budi semestinya tidak mengusir si tuan rumah.
Beberapa negara di Eropa santa menjunjung tinggi Hak Azazasi Manusia (HAM). Namun ketika kesadaran mereka yang belum memahami bahwa yang semestinya dibela adalah manusia yang sudah sadar akan kemanusiaannya, maka yang terjadi adalah musibah. Mereka mengundang wujud manusia namun belum sadar kemanusiaannya. Yang terjadi adalah tuntutan ingin menguasai rumah yang bukan rumahnya.
Dalam diri manusia seperti ini belum terjadi pertumbuhan dan perkembangan mind, dari hanya mementingkan kepentingan sendiri (sebagaimana mind hewan) menuju mind yang tumbuh kembang secara matang atau dewasa. Dewasa atau matang berarti sadar akan dirinya. sadar akan kemanusiaan dirinya.
Keadaan negeri kita
Kepercayaan lokal, yang dalam hal ini termasuk kejawen, animisme serta dinamisme adalah tuan rumah. Namun saat ini, si tuan rumah dianggap tamu oleh si tamu. Banyak kepercayaan yang bukan asli atau tamu di negeri ini sudah merasa sebagai tuan rumah. Ini kecelakaan yang telah terjadi di Negeri kita.
Bangsa kita bukanlah warga bumi yang tidak kenal adab. Sebelum keyakinan atau kepercayaan dari luar hadir di bumi nusantara, kita telah memiliki kearifan lokal yang bila diterapkan membuat kehidupan tenang dan saling menghargai. Karena kearifan lokal merupakan budaya yang selaras dengan alam.