Surga Membosankan
Betul sekali, Surga Membosankan. Karena pika tidak bosan, kemudian terus tinggal di surga, maka mandeg lah proses kelahiran kembali. Padahal semua yang di alam ini mengalami siklus terus menerus. Bukankah hanya perubahan yang abadi? So, bila tinggal di surga tidak menjadi bosan berarti proses alam tidak berjalan. Ini bertentangan dengan proses alam, lahir dan kemudian mati. Kemudian lahir lagi. Begitu seterusnya…
Surga bukanlah tempat yang berwujud fisik. Karena jika berwujud fisik tentu tempatnya bisa dikunjungi. Namun bila non fusil, maka tentunya hanyalah bayangan atau imajinasi. Sedangkan yang bisa berimajinasi hanyalah pikiran. Mungkin ada yang berasumsi suatu alam lain. Lha bila dikatakan alam lain bisa juga konotasi alam halus. Dan yang dihuni oleh badan halus. Tetapi anehnya tidak satupun yang dari alam halus tersebut kembali dan berkabar ria tentang kehidupan surga?
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Proses alam
Segala di alam ini mengalami proses perubahan. Tidak satupun yang abadi. Ibarat layar dan film. Hanyalah layar sebagai wadah atau sarana proyeksi film yang tetap tidak berubah. Ketika pertunjukan film berakhir, si layar tetap eksis. Dengan kata lain tidak turut berakhir.
Alam raya ini bagaikan layar yang berfungsi agar supaya film atau panggung pertunjukan bisa tampak nyata. Saya katakan tampak nyata, karena sesungguhnya hanyalah ilusi. Sesaat ada sesaat tiada. Sesaat milik kita sesaat kemudian berpindah tangan. Semua berubah selalu. Inilah proses alam.
Benda yang kita adakan karena keinginan kita, untuk memenuhi keinginan kita, tercipta oleh pikiran. Namun di saat si benda hilang, kita kecewa. Kita secara tanpa sadar menjadi budak benda ciptaan kita.
Ketika kita berdoa harapkan surga, benarkah pernah kita rasakan si surga? Apabila ada yang menjawab, ‘Jangan disangkal, itu kata si A yang ‘katanya’ juge dari ‘kata’ orang lain. Percaya saja seperti itu.’ Tetapi lucunya untuk menggapai surga pun Padang kita tidak melakukan perbuatan sebagaimana kemuliaan yang katanya penghuni surga. Kita melakukan hal yang 180 derajat bertentangan dengan kemuliaan. Kita melakukan sesuatu yang bertentangan dengan proses alam; hukum sebab-akibat.
Membosankan
Kita semua pernah berada di suatu tempat yang kita bayangkan indah. Coba upayakan berada di tempat tersebut dalam jangka waktu lama. Saya berani jamin bahwa suatu ketika anda akan bosan. Kita tahu hukum Gozen, (semoga tidak salah) hukum ekonomi. Yaitu; ketika kita makan semangkok pertama bakso berasa enak sekali. Coba mangkok ke dua dan tiga, pasti akan merasa bosan dengan rasanya. Itu sifat alami manusia; bosan berada di suatu tempat dalam jangka waktu lama.
Demikian juga di tempat yang selama ini menurut anggapan bayangan kita indah. katakan di huni oleh sesuatu yang indah atau bagus sebagaimana imajinasi kita. Pastilah suatu ketika merasakan kebosanan sebagaimana sifat alami manusia. Boleh anda katakan bahwa tubuh tidak ada, bagaimana bisa merasa bosan. Pertanyaaan saya balik, apakah tubuh yang merasakan? Bukankah panca indra? Dan rasa itu terbawa mati, karena bukan pada tubuh rasa itu. Rasa dan pikiran yang kita sebut Roh.
Rasa bosan di surga ini membuat si roh mencari upaya untuk lahir kembali. Prosesnya bisa dibaca di sini. Ini sebabnya saya sebutkan bahwa surga membosankan. Karena memang perasaan manusia memiliki sifat alami bosan.