Jadi budak 

Dalam dunia dengan Teknologi menjadi begitu maju, bila kita tidak cerdas, maka kita sedang membentuk diri kita jadi budak. Budak ciptaan kita sendiri. Mari kita perhatikan keinginan-keinginan kita.

Kita sering gonta ganti gadget.  Betul sekali kita punya uang untuk membelinya. Namun, benarkah kita butuh? Atau kita hanya ikutan? Bila yang ke dua menjadi pilihan kita untuk membentuk pikiran kita menjadi budak Teknologi. Kita juga merendahkan jiwa nan suci yang bersinggasana dalam diri kita.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Dalam suatu pertemuan para orang sukses yang memengaruhi arah perkembangan dunia, seorang Michio Kaku mengatakan bahwa manusia akan menjadi budak Teknologi kecerdasan buatan. Mereka akan lebih pintar dari manusia.

Intelejensia

Dalam diri manusia ada bagian yang memiliki kemampuan untuk memilah dan memilih. Tentu didasarkan atas kebutuhan kita. Bukan atas dasar keinginan. Keinginan adalah sifat dari otak kiri. Otak yang melandasi perkembangan ego. Bagian ini selalu melandasi pikiran, ucapan serta perbuatan atas dasar untung dan rugi. Ada bagian lainnya dari otak yang digunakan untuk mengolah kecerdasan alam. Intelejensia.

Bagian inilah yang harus diasah dan dikembangkan agar bisa menjadi manusia seutuhnya. Landasan pengembangan bagian ini berdasarkan kebutuhan dasar. Hewan menerkam dan memangsa hewan lainnya sebagai pemenuhan keburuhan dasar, makan untuk hidup. Ia butuh makan karena intuisi dasarnya adalah rasa lapar. Sebaliknya, manusia makan bisa bukan karena lapar, tetapi atas dasar keinginan untuk sesuatu.

Beda marah dan marah-marah.

Marah adalah energi yang bisa membawa perubahan menuju keadaan yang lebih baik. Tetapi, marah-marah membuat situasi lebih buruk.

Kisah yang menarik. Seorang Gandhi berubah dari manusia biasa menjadi seorang Mahatma. Seorang berjiwa besar. Seseorang yang menumbuhkembangkan prinsip non-violence. Anti kekerasan. Energi marahnya menjadi dorongan bagi dirinya untuk membela kaum tertindas.

Seandainya saat ia dilempar dari kereta api denfan gadget di tangan, ia akan berselfi ria dan kemudian me- upload photonya dan menyebarjan ke media sosial. Dapat 300 likes. Ia puas. Tidak banya orang terbantu. Hanya kepuasan diri sendiri yang didapatkan.

Lebih lengkapbya, silakan simak video di bawah ini sehingga kita memiliki kejeluan agar tidak jadi budak;