Perkembangan Kebodohan

Perkembangan kebodohan sedang melanda di sekitar kita. Bodoh bukanlah mereka yang tidak tahu, tetapi orang yang menolak bahwa segala sessuata selaras dengan alam. Hidup yang selaras dengan alam adalah cerdas Ilahi. Kecerdasan Ilahi atau kemuliaan diri yang memahami bahwa kita akan menuju kehancuran bila tidak selaras dengan pola kerja alam semesta.

Kita sering menganggap satu suku yang tidak bisa hidup dengan modern sebagai suku yang kuno atau masih bodoh. Suku Badui misalnya. Benarkah mereka bodoh? Mereka sadar bahwa dengan hidup tidak selaras dengan alam akan menuju kepunahan atau kehancuran alam. Sebaliknya, mereka yang menganggap diri modern/pintar dan memiliki keyakinan impor menuduh atau menunjuk bahwa animisme adalah keyakinan tahayul.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Tahayul

Tahayul berarti kita mempercayai sesuatu yang tidak nyata. Keyakinan atau kepercayaan yang bukan asli produk Nusantara menganggap bahwa cara berpikir leluhur kita, menghargai kehidupan alam sebagai bagian dari hidup manusia adalah tahayul atau tidak nyata. Menghargai alam dianggap tahayul. Dan ketika bencana melanda: banjir , longsor, serta gempa bumi, kita menuduh bahwa mereka yang hidup di pedalaman selaras dengan alam penyebabnya. Lebih jelasnya, silakan baca ini.

Dengan menganggap bahwa keyakinan atau kepercayaan bukan asli nusantara paling baik adalah tahayul. Tidak satu pun lebih baik dari yang lain. Mengapa? Karena semua hanyalah anggapan pikiran kita sendiri. Dan, bila anggapan ini tidak membawa kebaikan bagi seluruh manusia, maka berarti kita hidup dalam kebodohan. Kita menolak bahwa universalitas adalah keindahan.

Kepercayaan surga/neraka

Kepercayaan bahwa surga adalah tempat yang ada setelah kehidupan ini merupakan bentuk ketahayulan. Bagaimana tidak? Kita sering melupakan atau mengabaikan kehidupan yang saat ini kita hadapi demi menggapai sesuatu yang tidak pasti. Mau bukti? Adakah yang pernah mengatakan atau bangun dari kematian, kemudian bercerita tentang alam tersebut? Semuanya hanyalah: ‘Katanya….’

Kita anggap cerita tersebut nyata, kemudian kita menarik atau mengajak orang yang meyakini bahwa hidup selaras dengan alam sebagai sesuatu yang tidak nyata atau tahayul. Ketika kita anggap bahwa mereka suku yang di pedalaman adalah bodoh atau kuno, mengapa kita sekarang sering mengalami bencana yang tidak dialami oleh mereka?

Mari kita merenungkan…

Ancaman pemanasan global

Saat ini kita semua sedang mengalami ancaman pemanasan global. Banyak prediksi bahwa sebagai akibat terjadinya pemanasan global akan menenggelamkan pulau-pulau kecil. Kemudian kita sibuk mendorong orang untuk hidup selaras dengan alam. Perkembangan industri sebagai penyebab terjadi peningkatan suhu global. Inilah hidup pintar atau modern?

Banyak para pakar berkampanye agar hidup selaras dengan alam. Mengurangi penggunaan bahan plastik. Bukankah cara hidup selaras dengan alam adalah nyata? Buka tahayul. Bencana yang akan dialami oleh manusia modern adalah kenyataan. Bukan tahayul.

Mereka yang kita tuduh masyarakat kuno dan tahayul sudah melakoni hal-hal yang dianjurkan oleh orang modern. Bukankah dengan kita menarik mereka yang di pedalaman sama saja kita mendorong perkembangan kebodohan? Mereka hidup secara cerdas.