Tulisan Kebenaran
Tulisan Kebenaran berarti menuliskan yang benar, tentu benar absolut. Kebenaran sejati. Ya, kebenaran sejati pasti jaya selamanya. Kebenaran sejati adalah kebenaran yang bila diimplemetasikan akan membuat bumi serta isinya eksis. Inilah kebenaran absolut.
Tulisan mengenai kebenaran dalat dipastikan tidak bisa memenuhi kesenangan semua orang. Karena kesenangan setiap orang masih berdasarkan emosi serta perasaan. Kebenaran sejati melampaui emosi atau perasaan. Senang atau tidak senang masih pada lapisan emosi. Padahal emosi merupakan energy in motion. Energi Abadi tidak kenal yang membawa kerusakan atau penderitaan bagi semua makhluk.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Dalam buku Fear Management by Anand Krishna, www.booksindonesia.com:
‘Jangan menulis untuk menyenangkan orang lain. Tulislah untuk mengungkapkan kebenaran sebagaimana kau melihat dan memahaminya’
Kebenaran pasti Jaya
Saya dulu tidak mengerti ketika ada orang mengatakan bahwa kebenaran pasti jaya. Tetapi dengan memahami bahwa yang dimaksudkan kebenaran sejati adalah kebenaran yang membuat bumi tetap eksis. Kebenaran sejati bukan kebenaran yang dipahami secara sempit. Bukan kebenaran yang hanya membuat senang sekelompok orang. Kebenaran semacam ini membuat manusia terpecah belah. Kebenaran sejati adalah yang membuat kesatuan dan persatuan.
Dan Kebenaran sejati selalu dan pasti jaya. Karena bila tidak, bumi ini sudah berkeping-keping. Pikiran manusia yang belum universal adalah pikiran bodoh. Bodoh bukan karena tidak tahu, tetapi adalah ketika tahu namun tidak mau tahu. Kebodohan masih berlangsung dan akan terus tetap ada. Karena memang ini juga dibutuhkan agar ada manusia mengalaminya.
Pahit
Ketika kita sakit, kita minum obat. Dan obat yang rasanya manis hanyalah bagi anak-anak/TK. Bila sudah dewasa atau memahami bahwa obat yang menyembuhkan tentulah pahit rasanya. Demikian juga dengan kebenaran sejati; pahit. Pahit dalam arti tidak akan memuaskan ego. Ego terletak pada cara berpikir dengan pengetahuan pinjaman; intelektual. Semakin kuat intelektual semakin besar egonya. Dan ini berbasis pada emosi/perasaan.
Pengikisan ego bukan mudah, babak belur; berdarah-darah. Dan tujuan utama kita lahir di bumi ini adalah untuk membunuh ego. Melakukan de-kondisioning atau pengurangan porsi intelektual agar kemudian menjadi buddhi atau intelejensia. Pola pikir intelektual ini sudah tertanamkan sejak anak-anak. Bahkan mungkin dibawa dari kelahiran sebelumnya. Satu hal yang penting diketahui adalah bahwa hanya saat ada hardware, otak, proses de-kondisioning bisa dilakukan. Karena, ketika otak tidak ada lagi, mind yang dalam hal ini bagaikan software, tidak akan mengalami transformasi. Silakan baca ini.