Kebenaran

Kebenaran mutlak hanyalah satu dan tidak berubah, karena bersifat mempersatukan dan menyatukan. Tindakan yang memecah belah tidak selaras dengan sifat mutlak tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, ‘tampaknya’ ada golongan atau kelompok yang unggul. Namun sepanjang sejarah, keunggulan atau kemenangan mereka yang bersifat merusak selalu kalah. Oleh karena itu tidak salah bahwa Kebenaran pasti JAYA.

Dalam buku Live Love Laugh by Anand Krishna, www.booksindonesia.com:

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Mereka yang bicara tentang fakta, angka, dan realitas, sesungguhnya semakin jauh dari Kebenaran. 

Angka, fakta dan realitas selalu berubah, tergantung dari pikiran yang selalu memiliki perubahan. Fakta, angka, dan realitas hanyalah sifat bendawi yang mengacu pada sifat alaminya, perubahan. Dan ini bukan sifat Nya. Sifat Dzat Dia Hyang Mahabenar.

Pikiran rusak

Ya, pikiran yang merusak adalah pikiran yang hanya berisi tentang fakta, angka, dan realitas. Angka tentu berkaitan dengan jumlah. Dan pada umumnya, mereka yang mengandalkan jumlah angka memiliki kecendrungan untuk berkuasa. Selanjutnya, mereka yang ingin kekuasaan akan membuktikan dengan fakta. Mereka melakukan klaim bahwa yang sepaham dengan mereka berjumlah banyak.

Bagi mereka, anggapan bahwa ini merupakan realitas yang menudukung pemahaman mereka. Anehnya; mereka yang jauh dari paham Kebenaran sejati selalu keras bersuara. Banyak orang tidak paham bahwa semakin keras bersuara hanyalah bukti bahwa mereka tidak yakin akan yang mereka anggap keyakinan benar. Kita bisa lihat di sosial media ataupun di dunia nyata. Semakin keras bersuara membuktikan kelemahan mereka.

Sifat alam Kebenaran

Kebenaran tidak butuh dukungan. Sifat alam yang sejati adalah menyatukan dan mempersatukan. Mereka yang hidup tidak selaras dengan alam akan mengalami kerusakan, baik secara permanen ataupun sementara. Mengapa?

Ketika dalam pikiran kita ingin berkuasa, ada rasa ingin untuk menjajah. Rasa ingin berasal dari intelektual. Bagi para pejalan spiritual, intelektual yang selama ini mewakili otak kiri harus ditransformasi menjadi intelejensia atau buddhi. Intelejensia adalah sifat yang menyatukan. Silakan baca tentang perbedaan di sini.

Bagi para suci, avatar, dan utusan Nya selalu menyebarkan cara hidup yang selaras dengan alam. Mereka tidak pernah memaksakan kehendak. Mereka sadar bahwa dalam kehidupan pasti ada yang selaras dan tidak selaras dengan alam. Tujuan mereka menyampaikan hidup sesuai dengan Kesejatian yang benar adalah agar manusia sadar akan tujuan kelahirannya di dunia.