Budaya
Budaya berakar dari kata buddhi dan hridaya. Sari pati atau intisari buddhi. Buddhi adalah intelejensia atau kecerdasan alam. Secara lengkap pengertiannya bisa dibaca di sini. Dengan demikian pemahaman budaya akan menjadi satu dan sama bagi semua bangsa. Beda dengan adat dan kebiasaan.
Adat atau tradisi adalah kebiasaan bagi masyarakat. Oleh karena itu, adat atau tradisi suatu bangsa bisa tidak cocok bagi suku bangsa lainnya. Kebiasaan luhur  unggulan yang sifatnya luhur dari adat atau kebiasaan yang ujung pelaksanaannya mendorong atau mewujudkan kebaikan bagi semua makhluk di bumi ini seperti ini layak dilestarikan.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Adat dan kebiasaan belum tentu pas atau sesuai bagi satu suku dan lainnya. Sebaliknya, budaya dalam arti sebenarnya dapat dipastikan bisa diimplementasikan bagi semua suku bangsa sehingga pada akhirnya membawa kesejahteraan dalam kehidupannya.
Korelasi budaya dan karakter
Karakter suatu bangsa bisa ditunjukkan dari budaya yang ada bangsa tersebut. Bukan dari kebiasaan atau adat istiadatnya. Kebiasaan atau adat bisa baik bisa buruk. Dulu sering kita dengar istilah budaya korupsi. Dua kata yang bertentangan. Kata pertama membuat manusia bahagia hidupnya, sedangkan korupsi membuat banyak orang menderita.
Karakter seseorang dibentuk dari perbuatannya. Perbuatan ditengarai dari ucapannya. Kualitas ucapan dilandasi pikirannya. Jadi semuanya berasal dari pikiran. Kualitas pikiran dibentuk dari lingkungan hidupnya. Mengapa???
Karena semua yang dilihat, didengar, dan dicium oleh panca indra direkam di alam bawah sadar alias alam yang tidak diinginkan dengan sadar untuk diingat. Rekaman di alam bawah sadar ini kemudian menjadi buah pikiran. Atau yang lebuh berbahaya bila rekaman-rekaman tersebut menjadi watak atau sifat.
So, karakter suatu bangsa ditentukan oleh budaya bangsa tersebut.
Bukti Sejarah
8000-10.000 tahun yang ditemukan reruntuhan kota kuno Mohenjodaro dan Harappa, silakan baca lengkap di sini. Selain peninggalan fisik kotanya, yang menakjubkan adalah bahwa selama penggalian belum ditemukan senjata. Dengan kata lain, bangsa atau suku yang menghuni dua kota kuno ini telah memiliki nilai-nilai kebiasaan hidup yang tinggi/luhur.
Dengan tidak ditemukannya senjata tajam berarti bangsa tersebut tidak kenal peperangan. Selain itu juga tidak dijumpai alat perlengkapan untuk berburu. Ini juga berarti mereka bisa hidup dari pertanian. Bukan atas dasar perburuan atau pembunuhan makhluk hidup. Tampaknya mereka dengan diet vegetarian.
Untuk jelasnya, mari kita simak video di bawah ini: