Hewan dan Manusia
Beda antara hewan dan manusia bukan lah pada bentuk fisik atau pun bisa bicara atau tidak. Bagi sesama hewan, mereka bisa komunikasi. Artinya mereka juga punya bahasa. Sedangkan kesamaannya banyak, atau bahkan boleh dikatakan tidak berbeda. Hewan makan, manusia juga. Hewan bisa berhubungan seksual, manusia juga. Hewan butuh kenyamanan, manusia juga.
Mungkin kemudian membandingkan dengan cara berpikir. Hewan tidak bisa berpikir untuk menciptakan ini dan itu. Kursi, rumah dan sebagainya. Tetapi bila kita mau berpikir lebih dalag, sesungguhnya semua yang diciptakan manusia semata juga atas landasan untuk memenuhi kenyamanan. Mungkin para hewan tidak butuh kenayamanan yang berlebihan.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Reaktif dan Responsif
Cara menanggapi situasi atau kejadian yang di sekitar kita adalah yang membedakan ke duanya. Begitu hewan terganggu, misalnya dipukul atau diusik, mereka akan langsung menggigit. Seharusnya manusia tidak demikian. Silakan baca ini untuk lebih jelasnya.
Responsif berkaitan dengan kata ‘responsible’ , rasa tanggung jawab. Tanggung jawab berkaitan dengan hukum alam, aksi-reaksi. ‘Perlakukan sesamamu sebagaimana dirimu ingin diperlakukan.’ Inilah The Golden Rule hukum semesta ini agar terwujud kedamaian. Dan dalam semua kitab suci peninggalan para suci dipastikan tertuliskan.
Ketika seseorang mengalami sesuatu, ia akan menarik diri atau ‘pause‘ sejenak. Sementara hewan tidak demikian; ia akan langsung reaksi: ‘Fight atau Flight‘. Bila ia merasa takut, maka ia melawan. Dan bila merasa lemah, tindakannya adalah lari. Ini karena hewan tidak memiliki ‘neo-cortex‘. Inilah fungsi meditasi.
Rasa Takut
Selain reaksi terhadap kejadian, hewan dan manusia juga bereaksi terhadap rasa takut yang dialaminya. Ini bisa kita lihat saat kita menanggapi sesuatu di media sosial. Bila kita ketakutan bahwa keyakinan kita terganggu, maka kita langsung berkomentar. Yang menakutkan adalah bahwa kita tidak sadar bahwa komentar kita bisa memperparah keadaan. Tanpa sadar kita menjadi pencipta bom.
Yang harus kita sadari bahwa kita manusia adalah bahwa kita semuanya, tanpa kecuali sebagai khalifah pembawa kedamaian di atas bumi ini. Hewan tidak memahami makna kedamaian bagi alam semesta. Demikian lah pesan seorang utusan Nya, Rahmat bagi sekalian alam. Bila kita yang berwujud manusia belum memahami makna kehadiran kita di bumi berarti kita hanya berwujud atau berbentuk, tetapi belum memiliki cara pikir sebagai manusia, pembawa rahmat bagi alam.