Kekuatan Pikiran

Segala sessuata di alam ini merupakan perwujudan kekuatan pikiran kita semua. Kita semua hidup di alam pikiran masing-masing. Setiap orang memiliki dunia ciptaan dari pikirannya sendiri. Bisa saja dua orang duduk beraam, tetapi walaupun senang duduk bersama, dalam pikiran mereka sedang hidup dalam dunia masing-masing. Dunia paralel

Semua benda yang digunakan untuk memenuhi kenyamanan indrawi merupakan ciptaan kita. Adanya keinginan untuk hidup lebih nyaman membuat kita berpikir. Pikiran kita adalah materi. Hanya materi yang bisa menciptakan materi. Dapat dipastikan akan mengatakan bahwa Tuhanlah yang menciptakan ini semuanya. Tetapi selama ini kita hanya mendengarkan kata si Abu, Badu dan lainnya. Realitanya?

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Setan

Selama ini kita mendengar bahwa setan tercipta dari malaikat yang tidak patuh. Dan selama ini pula, bila kita melakukan kesalahan selalu me-kambinghitam-kan setan. Silakan baca ini. Ya, karena semua masalah bersumber dari pikiran kita. Saat ada seseorang berkata sesuatu, kemudian kita mengkaitkan dengan suatu kenyamanan indrawi yang pernah kita alami. Dan bila béni pikiran itu kita ikuti tanpa menimbang akibatnya, maka kita akan mengalami penderitaan.

Boleh saja tampaknya kesenangan, tetapi tiada satu pun di dunia dualitas tidak berubah. Pada awalnya senag, tetapi bukankah senang memiliki saudara kembar yang selalu mendampingi? Penderitaan… Ya, itulah hukum alam bahwa matahari terbut setelah malam gelap. Kemudian ketika matahari hilang dari pandangan kita, kita mengalami kegelapan. Satu hal yang perlu kita sadari, matahari tidak pernah hilang. Ia hanya tidak tampak oleh mata kita karena terhalang. Demikian juga, di balik sesuatu yang menyenangkan sudah siap di depan pintu, tamu yang bernama penderitaan.

Adalah merupakan hal tak terbantahkan bahwa setelah senang kemudian susah. Celakanya, kita hanya melihat ujung masalah dari pucuk gunung es. Kita hanya melihat sesuatu yang tampaknya menyenangkan karena bisa memenuhi syahwat. Dan kita lupa bahwa pikiran kita ini adalah si setan yang amat sangat licik.

Kelicikan Pikiran

Pikiran kita bagaikan sosok. Ia tahu akan dibunuh, kemudian si pikiran menciptakan alibi ini dan itu dyngan berbagai alasan. Misalnya, kita menerima suap, dalam pikiran ada bisikan; ‘Ah terima saja, toh nanti bisa untuk ‘membantu’ orang lain. Kita lupa bahwa kita tidak lebih hebat dari orang lain sehingga bisa membantu. Terminologi ‘membantu’ berarti kita lebih baik. Memang siapa kita sehingga merasa lebih baik dari orang lain.

Saat seseorang berbuat kesalahan pun, pikiran kita mengatakan bahwa kita bisa memaafkan. Kita lupa bahwa ada kata pendahuluan Sebelum kata ‘memaafkan’; ‘Aku’. Inilah bentuk ego. Silakan simak penjelasannya dalam video di bawah ini: