Penyembah Berhala
Kelompok yang ‘merasa’ bahwa dirinya sebagai penyembah Tuhan Yang Tunggal lah sejatinya penyembah berhala. Kelompok ini seakan merasa sebagai penyembah Tuhan yang satu adanya, namun tanpa merasa bahwa pikiran atau anggapan ini sebagai bukti bahwa mereka jauh dari pemahaman ke Esa an Tuhan. Karena bila kita semua hidup dalam Tuhan, bagaimana mungkin bisa mengatakan bahwa Tuhan tiada duanya?
Dan ini terbukti dengan kejadian-kejadian yang amat lucu. Ketika barang yang dianggap ‘sakral’ diperlakukan tidak layak, maka yang terjadi adalah kemarahan. Ia lupa bahwa kemarahan menjauhkan sifat mulia dalam dirinya.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Kelompok atau golongan yang suka menuduh bahwa keyakinan tertentu memiliki banyak Tuhan, dan ‘menganggap’ bahwa golongannya penyembah Tuhan yang tunggal begitu marah ketika atribut yang diyakininya diperlakukan tidak selayaknya. Dan antara mereka terjadi keributan saling memaki dan mencela.
Mereka telah melupakan pesan luhur yang ada dalam buku Sãra Samuccaya by Anand Krishna:
Batang pohon yang ditebang dengan kapak tidak mematikan pohon. Ia akan tumbuh kembali. Namun, tidaklah demikian dengan luka yang disebabkab oleh ucapan-ucapan kasar sungguh sulit sembuh.
Berhala
Patung yang dimuliakan oleh golongan dengan keyakinan yang berbeda tidak dianggap sebagai Tuhan. Mari kita lihat penjelasan di bawah ini:
Patung yang diukir dengan penuh rasa cinta mewakili nilai-nilai keagungan atau kemuliaan dari perwujudan yang dicker. Sehingga dengan menghargai patung tersebut bukan berarti menyembah dan minta sesuatu dari patung tersebut, tetapi dengan cara itu, maka kita dapat mengingat bahwa kemuliaan itu juga ada dalam diri sendiri. Inilah sebabnya tidak disebut patung tetapi ‘Pratima’.
Mereka yang menuduh bahwa golongan yang pemuja Pratima memiliki Tuhan banyak, sebaliknya membuktikan sebagai penyembah berhala sejati. Ketika seseorang begitu meyakini bahwa Pratima adalah berhala, maka ialah yang pertama mengakui bahwa patung tersebut sebagai berhala. Dan pada umumnya golongan ini amat sangat arogan dan kaku.
Karena bagi para penghormat Pratima, saat menghormati yang ada dalam pikirannya ‘TIDAK’ melakukan penyembahan, tetapi untuk mengingat sifat mulia yang terkandung pada Pratima dan diimplementasikan dalam kehidupannya.
Cerminan Diri
Yang terlontar dari pikiran, ucapan serta perbuatan adalah cerminan kandungan yang ada dalam diri. Ibaratnya, ketika seseorang hanya memiliki kotoran atau sampah dalam kantongnya, maka yang bisa dilontarkan juga sampan tau kotoran yang dimilikinya. Tidak mungkin ia mengeluarkan permata dari kantongnya.
Hal ini juga bisa kita lihat dari perilaku para suci. Mereka bertutur sapa dengan lembut dan penuh kasih. Tidak mengherankan, karena kelembutan serta penuh welas asih yang terkandung dalam dirinya; dalam kantongnya.
Dala kehidupan sehari-hari kita bisa mewaspadai bahwa ketika seseorang sering menuduo orang lain penipu, maka kita harus waspada. Kita sedang bergaul dengan seorang penipu. Demikian juga, bila dalam sehari-hari yang dilontarkan caci maki, seperti itulah dirinya.