Pelepasan

Pelepasan terhadap sesuatu merupakan keadaan yang ilusif. Apa yang mau dilepaskan? Lahir tidak membawa sesuatu. Selama ini kita hidup di alam angan-angan. Kita merasa bisa memiliki sesuatu, namun realitanya kita menderita karena adanya rasa kepemilikina tersebut.

Kita merasa bisa merrain keuntungan, dan untuk itu kita membuat target. Kemudian ketika ternyata target tidak tercapai kita menderita karena anggapan kerugian. Sebagai gambaran: Misalnya kita punya perusahaan, kita targetkan akhir tahuan mendapat keuntungan 100 juta. Ternyata di akhir tahun meleset target kita hanya 75 juta. Kita mengeluh bahwa kita mengalami kerugian. Kita merasa rugi, dan kita mengeluh. Kita menderita dalam alam angan – angan.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Puas

Penderitaan terjadi karena kita tidak mau menerima keadaan. penerimaan inilah yang membawa rasa bahagia. Kita puas dalam menerima keadaan. Kita membuka diri terhadap segala sesuatu, maka timbullah rasa syukur. Rasa syukur terwujud bila kita bisa berbagi. Kita bisa membuat orang lain atau makhluk lain merasakan kehidupan. Inilah yang disebut ‘Urip iku Urup‘.

Kita puas melihat orang lain bisa merasakan kebahagiaan. Dengan menerima bahwa keuntungan yang kita peroleh sebesar 75 juta, kita bisa berbagi dengan lainnya. Kita semestinya membuat suatu perbandingan; ‘Untung mendapatkan laba 75 juta, bayangkan jika hanya 10 juta atau bahkan rugi’

Penerimaan

Dalam kehidupan di alam dualitas, untung-rugi merupakan pasangan tak terpisahkan. Kita bisa merasakan bahwa sehat itu berkah bila kita sembuh dari sakit. Bila kita sehat terus sepanjang hidup, kita tidak pernah merasakan bahagia. Rasa sehat bisa dirasakan sebagai suatu berkah bila kita sembuh dari suatu penyakit.

Penerimaan bahwa di alam ini ada dua sisi yang tidak bisa dipisahkan, maka kita bisa lepas dari penderitaan. Saat itu kita menjadi penonton atau saksi atas suatu kehidupan.

Penerimaan adanya sisi kematian setelah hidup membuat hidup menjadi suatu keutuhan. Mungkin selama ini kita belum hidup secara utuh bila belum bisa menerima kematian sebagai bagian dari kehidupan ( Buku Kehidupan by Anand Krishna). Dengan penerimaan bahwa ada malam tentu ada siang sebagai dua sisi mata yang atau koin, maka kita bisa merasakan syukur. Berkah bahwa hidup sebagai anugerah untuk berbagi

Kita tidak perlu melepaskan sesuatu pun, karena kita tidak memiliki sesuatu. Suatu benda berada bersama kita, maka dapat dipastikan suatu ketika berpindah tempat. Karena si benda bukanlah bagian dari kita. Semuanya rasa hanya ada di alam pikiran. Penderitaan pun demikian. Bahkan surga pun hanya di alam pikiran.