Sekarat

Sekarat berarti sedang menuju kematian. Kita semua sedang sekarat, jangan tertawa.. Bukankah kita sedang menuju kematian? Namun sayang sekali kita tidak menyadari keadaan kita. Bahkan sering kita menangisi saudara atau teman kita yang sudah mati. Seharusnya dengan mendatangi teman atau saudara yang telah meningsgal dunia, kita sema kin sadar bahwa kita semua sedang menuju ke arah yang sama’ mati.

Yang sekarat menangisi yang sudah mati

Dari buku Sai Anand Gita by Anand Krishna, saya membaca hal menarik, dan saya semakin menyadari bahwa kita semua sedang sekarat. Ini kutipan dari buku tersebut:

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Hal yang paling menakjubkan yang aku lihat: ‘Orang yang sekarat sedang menangisi yang sudah mati’

Peningkatan Diri

Saat ini, kita semua di seluruh belahan dunia sedang menghadapi pendemi akibat ‘serangan‘ virus. Sejatinya, bila kita jeli melihat kasih Nya di balik kondisi saat ini, banyak hal yang bisa kita gunakan untuk peningkatan kualitas diri.

Beberapa saat yang lalu terdapat hal yang menggelikan sekaligus menggelisahkan . Ini beritanya…. Seakan bila kita tangisi, si yang meninggal bisa bangun/hidup lagi. Ini bukan tindakan yang waras.

Keadaan seperti sangat tepat menggambarkan orang sekarat menangisi yang sudah mati. Kebodohan seperti ini bisa mencelakakan banyak orang. Emosi sesaat yang sama sekali tidak dapat dikendalikan membuat banyak orang menderita. Kita tidak sadar bahwa saudara kita yang sedang merawat, dokter dan perawat sedang mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan kita.

Suara Tuhan

Kita tidak pernah membaca peringatan Tuhan karena selalu menempatkan Tuhan di nun jauh. Kita lupa bahwa Tuhan berada di sekitar kita, dialambni, termasuk di virus Covid 19.

Bila kita mau menyimak dan merenungkan, kehadiran si virus ini adalah akibat ulah kita juga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa virus sejenis ini ada dalam tubuh kelelawar. Kemungkinan besar akibat ketidaksadaran kita konsumsi yang seharusnya tidak umum dikonsumsi oleh manusia mengakibatkan terciptanya virus.

Kenali suara Tuhan melalui bencana ini dengan cara lakukan transformasi diri menuju hidup penuh kasih atau Karuna. Tengan adanya pandemia ini kita bisa hidup secara gotong-royong, bahu membahu bergandengan tangan. Perbaiki pola hidup kita dengan mekonsumsi yang membuat badan lebih sehat. Kembali melakukan Yoga, Pranayam, salam Namaste untuk kebaikan diri sendiri dan lingkungan.